Upaya preventif juga diterapkan di dermaga pelabuhan yang terdapat di area pabrik. Setiap kapal yang berlabuh akan diawasi dengan ketat, mulai dari kelengkapan dokumen bebas karantina hingga pembatasan dan pemeriksaan kesehatan anak buah kapal (ABK) yang akan turun ke dermaga.
Khusus tenaga pemasar telah diinstruksikan untuk meminimalisasi kegiatan pertemuan langsung dengan distributor dan konsumen, namun tetap komunikatif melalui sambungan telepon dan media komunikasi lainnya.
"Semua kebijakan tersebut bersifat dinamis, dan siap menyesuaikan dengan perkembangan terbaru. Kami pun tengah mempersiapkan prosedur-prosedur lebih lanjut dalam rangka memitigasikan potensi risiko yang ada," tutup Aas.
Baca Juga: Gara-gara Corona, Apple Kehilangan Gelar Trillion Dollar Company
Sebagai tambahan informasi, per 19 Maret 2020 Pupuk Indonesia Group menyediakan stok pupuk bersubsidi sebanyak 963.958 ton, yang terdiri dari 497.274 ton urea, 223.963 ton NPK, 85.910 ton SP-36, 103.653 ton ZA, dan 53.159 ton organik. Total stok tersebut lebih dari tiga kali lipat di atas ketentuan sebesar 274.931 ton.
Adapun Pupuk Indonesia mencatatkan realisasi penyaluran pupuk bersubsidi sampai dengan 18 Maret 2020 telah mencapai 2.059.025 ton. Angka tersebut terdiri dari 977.253 ton urea, 631.684 ton NPK, 171.283 ton SP-36, 182.936 ton ZA, dan 95.869 ton organik. Pupuk Indonesia Group memastikan proses distribusi pupuk bersubsidi kepada petani tetap berjalan lancar.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: