Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Dalam Pertemuan Virtual, Sri Mulyani Mantap Serukan Anggota G20 Bersatu Lawan Pandemi Corona

Dalam Pertemuan Virtual, Sri Mulyani Mantap Serukan Anggota G20 Bersatu Lawan Pandemi Corona Kredit Foto: Antara/Aprillio Akbar
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menggelar pertemuan virtual dengan para Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral dari negara-negara G20, guna membahas kondisi perekonomian global dalam menghadapi pandemi virus corona atau Covid-19.

Sri Mulyani mengungkapkan, dalam pertemuan virtual itu, Direktur Pelaksana International Monetary Fund (IMF) menyampaikan bahwa di tahun 2020 ini proyeksi pertumbuhan ekonomi global akan negatif.

Baca Juga: Negara G20 Sepakati Empat Aspek Lawan Corona

"Ini artinya akan terjadi kontraksi jauh lebih rendah dari proyeksi tahun 2020 yang pertumbuhan ekonominya di atas 3 persen. IMF memperkirakan akan ada perbaikan di tahun 2021," kata Sri Mulyani dalam telekonferensi, Selasa (24/3/2020).

Sri Mulyani menjelaskan, stabilitas keuangan menjadi penting untuk memastikan ekonomi tidak terpuruk lebih dalam akibat pandemi Covid-19 ini. Beberapa Bank Sentral di negara G20 bahkan telah berinisiatif untuk melakukan kerjasama swap line.

"Financial Stability Board (FSB) menekankan otoritas dan insititusi keuangan agar lebih fleksibel, terhadap aturan internasional yang ada saat ini demi memastikan aktivitas keuangan masih berjalan," ujarnya.

Diketahui, sejumlah anggota G20 saat ini sudah mengeluarkan nilai stimulus yang sangat besar, diantaranya seperti Jerman yang sudah mengeluarkan tambahan pengeluaran sebesar USD132 miliar dan menyediakan USD812 miliar sebagai tambahan jaminan. Perancis juga telah mengeluarkan stimulus senilai USD45 miliar, dan Amerika Serikat berencana mengeluarkan paket kebijakan senilai USD1 triliun.

Uni Eropa sendiri mengeluarkan stimulus senilai USD100,86 miliar. Sedangkan Kanada sudah menerbitkan paket kebijakan sebesar USD63,9 miliar, dan Korea Selatan yang menjadi salah satu pusat pandemi mengeluarkan stimulus senilai US$66 miliar. Australia juga baru saja mengeluarkan stimulus baru sehingga total stimulusnya mencapai USD109 miliar (9,7 persen GDP).

IMF sendiri berkomitmen menggunakan lending capacity sebesar USD1 trilliun, dan akan membantu anggotanya melalui pemberian SDR allocation dan memperluas fasilitas IMF-swap line.

Kemudian, Bank Dunia dan Internatonal Finance Corporation (IFC) menyetujui pendanaan sebesar USD14 miliar, sementara International Development Association (IBRD/IDA) juga akan menyediakan US$6 miliar untuk mendukung sistem kesehatan.

Sebagai tambahan, Bank Dunia termasuk IFC dan Multilateral Investment Guarantee Agency (MIGA) juga dapat memberikan pendanaan sebanyak USD150 miliar dalam 15 bulan mendatang.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: