Corona Menghantui! Nasib Horor Dialami Saham Garuda, AirAsia, dan IATA Milik Hary Tanoe! Bergidik!

Aktivitas transaksi atas saham GIAA pun terbilang ramai, yakni ada 42,12 juta saham yang diperdagangkan sebanyak 3.577 kali dan membukukan nilai transaksi hariannya mencapai Rp7,02 miliar. Bangkitnya saham GIAA hari ini masih dibayangi oleh aksi profit taking asing yang nilainya mencapai Rp748,21 juta atau setara dengan Rp3,19 miliar.

Sedikit lebih beruntung daripada Garuda, saham kedua maskapai lainnya tidak mengalami nasib nahas karena memang tidak diperdagangkan. Perlu diingat, saham AirAsia telah lama disuspensi oleh Bursa Efek Indonesia (BEI), yakni sejak tujuh bulan lalu. Sejak saat itu, saham AirAsia terus  bertengger di level Rp184 per saham.

Baca Juga: Irfan Setiaputra Bilang Garuda Babak Belur Dihajar Corona, Saham GIAA Ikut Berdarah-Darah!

Saking lamanya, pada Maret 2020 ini, BEI mengeluarkan pengumuman akan adanya potensi delisting atas saham AirAsia. 

"Saham AirAsia telah disuspensi selama tujuh bulan dan masa suspensi akan mencapai 24 bulan pada 5 Agustus 2021," jelas BEI. 

Hal serupa juga dialami oleh saham IATA yang sudah sejak lama tidak diperdagangkan di pasar modal. Pada Februari 2019 lalu, BEI memberikan sanksi suspensi kepada IATA karena belum membayar pokok dan denda biaya pencatatan tahunan (ALF). Suspensi itu kemudian dibuka pada Senin (15/04/2019), namun sayangnya tak banyak pergerakan yang terjadi atas saham IATA. 

Bursa mencatat, dalam setahun terakhir, saham milik MNC Group ini melemah sedalam -24,59%. Adapun secara year to date, saham IATA stagnan di level Rp184 per saham.