Ekonom senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Faisal Basri, menilai pemerintah dianggap lebih mempertimbangkan perkara ekonomi dibandingkan penanganan virus corona. Menurutnya, ekonomi Indonesia akan ditentukan dari bagaimana cara pemerintah melawan virus corona.
"Ekonomi nasibnya sangat ditentukan penanganan virus. Jadi lupakan dulu ekonomi, fokus penanganan virus," kata Faisal Basri di Jakarta.
Baca Juga: Geliat Ekonomi Ibu Kota Anjlok Sampai 60 Persen, Kadin Jakarta: Memprihatinkan Sekali!
Lebih lanjut terang dia, jika penyebaran virus makin luas, menurutnya pemerintah akan keteteran. Pasalnya, tenaga medis di Indonesia jumlahnya masih kurang.
"Dokter kita terbatas hanya 0,4 per seribu penduduk. Kalau wabahnya makin tak terkendali, dokter kita akan keteteran dan jadi rentan menjadi korban juga dari virus. Untuk itu, raining secepat mungkin bagaimana menghadapi kondisi darurat seperti ini," jelasnya.
Dalam kondisi seperti ini, Faisal menilai pemerintah tidak punya pilihan lain selain segera melakukan karantina wilayah sembari mempercepat pendeteksian corona. "Hampir tidak ada pilihan karena kita menghadapi kurva yang seperti roket," tutur dia.
Diungkapkan juga olehnya dengan segera meredanya penyebaran wabah itu, kepercayaan pelaku ekonomi pun akan naik sehingga pemulihan ekonomi bisa lebih cepat. Ia pun mengambil contoh India yang kasusnya lebih kecil dari Indonesia, tetapi mengambil kebijakan lockdown lebih cepat. Dengan demikian, ongkos penanganan penyakit itu bisa lebih rendah dan korban diharapkan bisa ditekan jumlahnya.
Namun, tak seperti India, Faisal melihat pemerintah seakan bias untuk menjaga ekonomi. "Seolah ekonomi panglima, ini sejalan dengan akselerasi pertumbuhan, RUU Cipta Kerja dan lainnya, pemerintah lebih menjaga ekonomi," ungkapnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Puri Mei Setyaningrum