Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) mencatat sebayak 32.192 Pekerja Migran Indonesia (PMI) telah pulang dari negara-negara penempatan yang terdampak wabah virus corona atau Covid-19.
Deputi Pelindungan BP2MI, Anjar Prihantoro, menyampaikan bahwa sebanyak 32.192 PMI telah pulang ke Indonesia menyusul karena pandemi virus corona. Adapun jumlah negara dengan jumlah pemulangan PMI terbanyak adalah Malaysia 11.566 PMI, Hongkong sebanyak 9.075 PMI, Taiwan 5.487 PMI, Singapura sebanyak 2.799 PMI, Brunai Darussalam sebanyak 889 PMI, Saudi Arabia sebanyak 888, Korea Selatan sejumlah 756 PMI, Italia sejumlah 641 PMI, Jepang terdapat 46, dan Amerika Serikat ada 45 PMI.
Baca Juga: Waspada Corona, BP2MI Hentikan Penempatan Pekerja Indonesia
"Sesuai rekapitulasi data BP2MI, jumlah kepulangan PMI berdasarkan negara penempatan hingga periode 29 Maret 2020 terdapat sebanyak 33.503 PMI dari sejumah 85 Nngara penempatan," jelas Anjar di Jakarta, Senin (30/3/2020).
Ia mengatakan, BP2MI terus berupaya melakukan tindakan dan langkah-langkah pencegahan penyebaran virus corona kepada PMI yang dipulangkan. Termasuk kepada PMI deportasi, Anak Buah Kapal (ABK) yang dipulangkan dari negara penempatan terdampak wabah corona.
Hingga saat ini BP2MI tetap memberikan pelayanan kepulangan PMI sesuai dengan protokol kepulangan WNI dengan tetap berkoordinasi dengan Kemenkes, Kemensos, dan BNPB selaku ketua gugus tugas percepatan penanganan Covid-19.
"Ini dilakukan agar pemulangan PMI khususnya di wilayah-wilayah perbatasan tidak menjadi pusat epicentrum baru penyebaran Covid-19. BP2MI juga terus koordinasi dengan Kemlu untuk data kepulangan PMI dari negara-negara yang terdampak virus corona," ujarnya.
Sementara untuk penanganan PMI deportasi dari Malaysia akibat lockdown, BP2MI terus melakukan penanganan dan pelayanan kepada PMI deportasi terutama di wilayah perbatasan seperti Tanjung Pinang, Batam, dan Nunukan.
"BP2MI terus melakukan pendataan dan pengecekan termasuk suhu tubuh PMI yang baru tiba terutama dari Malaysia," jelasnya.
Jika suhu tubuh PMI lebih dari 37,5 derajat celcius, diserahkan kepada instansi kesehatan setempat. Pegawai BP2Ml yang bertugas menangani pelayanan kepulangan selalu juga memakai alat pelindung diri (APD).
Sementara itu, untuk kemungkinan arus mudik PMI menjelang Ramadhan dan Idulfitri dalam rangka pencegaha Covid-19, BP2MI juga melakukan kesiapan hingga level desa untuk mengatisipasi arus masuk/kedatangan PMI yang pulang.
Menurutnya, kesiapan BP2MI dari hulu ke hilir memberikan penanganan untuk kepulangan PMI yang menghadapi masalah, mulai dari penyediaan data-data kepulangan PMI berkoordinasi dengam Kemenlu. Serta melakukan koordinasi dengan seluruh pemangku kepentingan mulai dari Satgas penanggulanggan Covid-19, Pemerintah Provinsi, Kabupaten/Kota, hingga sampai ke Pemerintah Desa. Dengan begitu, kesiapsiagaan penanggulangan Covid-19 dapat terintegrasi dari hulu ke hilir yaitu mulai dari pintu masuk kedatangan PMI hingga kembali ke daerah asal.
Untuk hilir, lanjut Anjar, BP2MI berperan aktif pada pemberdayaan PMI purna dan keluarganya khususnya yang pulang karena imbas pandemi virus corona di negara penempatan, yang tentu akan berdampak pada keberlangsungan ekonomi.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Puri Mei Setyaningrum