Terpisah Jarak karena Corona, Penggunaan Medsos Milik Facebook Melonjak Drastis
Penggunaan media sosial telah tumbuh sebagai akibat dari krisis Covid-19 karena semakin banyak pengguna yang online untuk tetap terhubung dengan keluarga, teman, dan kolega.
Sekarang, data baru dari wawasan dan firma konsultan Kantar mengungkapkan dengan tepat berapa banyak manfaat aplikasi. Menurut survei terhadap lebih dari 25.000 konsumen di 30 pasar yang dilakukan dari 14 hingga 24 Maret, WhatsApp adalah aplikasi medsos yang telah mengalami kenaikan terbesar karena Covid-19.
Dilansir dari TechCrunch (26/3/2020), secara keseluruhan medsos milik Facebook telah melihat peningkatan 40% dalam penggunaan yang tumbuh dari awal 27% pada hari-hari awal pandemi menjadi 41% pada fase pertengahan. Di negara-negara yang sudah dalam fase pandemi selanjutnya, penggunaan WhatsApp telah melonjak hingga 51%.
Baca Juga: Bukan Bekasi atau Depok, Ternyata Wilayah Ini Terbanyak Positif Corona se-Jabar
Di pasar individu, penggunaan itu mungkin bahkan lebih tinggi, kata Kantar. Misalnya, penggunaan WhatsApp di Spanyol naik 76%.
Di semua platform perpesanan, pertumbuhan dalam penggunaan telah menjadi yang terbesar dalam kelompok usia 18 hingga 34 tahun, temuan lain dari studi ini. Selain itu, WhatsApp, Facebook, dan Instagram melihat peningkatan penggunaan sebesar lebih dari 40% di demografi yang sama.
Aplikasi medsos lainnya yang melihat keuntungan selama pandemi, termasuk Facebook, WeChat dan Weibo di Tiongkok.
Secara keseluruhan, penggunaan Facebook telah meningkat sebesar 37%, sementara aplikasi media sosial lokal China melihat penggunaan meningkat sebesar 58%, kata Kantar.
Baca Juga: Salut! Lawan Corona, Grab Lakukan Hal Ini untuk Para Mitranya
Meskipun mendapatkan keuntungan, konsumen melaporkan bahwa mereka tidak mempercayai platform medsos mereka untuk berita kritis terkait Covid-19.
Saluran berita nasional dan situs web agen pemerintah dianggap sebagai pilihan yang lebih baik, dengan 58% dan 48% responden survei, mengidentifikasi mereka sebagai sumber berita dan informasi yang 'dapat dipercaya'. Platform medsos, sementara itu, hanya dianggap 'dapat dipercaya' oleh 11% konsumen.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Bernadinus Adi Pramudita
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: