Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Lockdown Tunjukkan Bawa Pengaruh pada Penanganan Corona di Eropa karena...

Lockdown Tunjukkan Bawa Pengaruh pada Penanganan Corona di Eropa karena... Kredit Foto: Reuters/Manuel Silvestri

Perdana Menteri (PM) Selandia baru Jacinda Ardern mengatakan keputusan untuk memperpanjang isolasi wilayah dan status darurat akan diputuskan pada 20 April mendatang.

“Jumlah kasus kita relatif kecil. Tapi, itu tidak berarti kita sukses dalam perburuan virus itu,” ucapnya.

Dalam pandangan Peter Drobac, pakar kesehatan global di Oxford Saïd Business School, apa yang dilakukan negara tersebut melonggarkan isolasi wilayah sangat penting dan menjadi contoh harapan bagi Barat.

“Kita harus banyak belajar bagaimana kita mengatasi isolasi wilayah dengan aman dan efektif,” paparnya.

Drobac mengungkapkan negara yang mengurangi isolasi wilayah dikarenakan mereka telah memberlakukan lockdown lebih dahulu.

“Mereka telah melewati puncak infeksi,” ujarya. Mereka juga telah melakukan pengujian massal, pelacakan kontak penderita Covid-19, dan mengisolasi orang yang sakit.

Direktur Regional Badan Kesehatan Dunia (WHO) Eropa Hans Kluge telah memperingatkan situasi Eropa saat ini menjadi perhatian.

“Saat ini bukan waktunya untuk menurunkan pengawasan,” ucapnya.

Dia menjelaskan kalau Eropa masih menjadi pusat pandemi virus corona karena tujuh dari 10 negara yang terdapat virus corona berada di Eropa.

Apalagi, kajian yang dipublikasikan di jurnal medis The Lancet menyarankan isolasi wilayah karena virus corona di seluruh dunia seharusnya tidak dicabut hingga vaksin untuk penyakit tersebut ditemukan.

Kluge menekankan saat ini adalah upaya untuk meningkatkan upaya bersama untuk menekan virus.

“Kita berpikir semakin mendekati akhir dari fase berbahaya ini,” katanya. Meskipun ada upaya pengurangan isolasi wilayah, langkah jaga jarak harus menjadi perhatian utama.

Hal berbeda ditunjukkan Jerman. Kanselir Jerman Angela Merkel mengatakan, jumlah pasien virus corona di negaranya menjadikan keputusan pemerintah harus hati-hati.

“Saya meminta masyarakat Jerman tetap membatasi pergerakan ke luar rumah selama libur akhir pekan Paskah ini,” tuturnya. Namun, upaya pelonggaran isolasi wilayah akan dilaksanakan jika ada kajian ilmiah pekan depan.

Menteri Kesehatan Jerman menyatakan jumlah kasus infeksi virus corona menunjukkan penurunan. Apalagi, negara itu telah melaksanakan 100.000 kasus virus corona setiap hari.

“Kita pelan-pelan akan kembali normal,” kata Spahn. Dia mengungkapkan, masyarakat akan tetap hidup dengan pandemi ini di Jerman.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: