Penyebaran pandemi Covid-19 di seluruh dunia benar-benar membuat perekonomian berbagai negara terpuruk. Tak terkecuali Indonesia. Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia pun meminta seluruh masyarakat, terutama kalangan pengusaha untuk mulai bersiap terhadap potensi terburuk yang bakal terjadi.
"Kita semua tentu berharap agar kondisi ini dapat segera berakhir. Tapi bagi saya, hope for the best, and prepare for the worst. Kita juga harus bersiap untuk skenario yang paling buruk. Jangan sampai karena kurang persiapan dan lalu semua ini mulai berakhir, kita justru 'ketinggalan kereta' untuk kembali bangkit," ujar Ketua Umum Kadin Indonesia, Rosan Perkasa Roeslani, dalam materi yang disampaikan di Indonesia Most Admired Companies (IMACO) Award 2020, yang diselenggarakan oleh Warta Ekonomi Group di Jakarta, Rabu (15/4) lalu.
Baca Juga: Ketum Kadin Apresiasi E-Awarding Besutan Warta Ekonomi
Hal yang paling berat dalam upaya penanganan Covid-19 ini, menurut Rosan, adalah karena pemerintah harus melawan dua tekanan kuat sekaligus, yaitu tekanan dalam bidang kesehatan dan juga bidang perekonomian.
Dalam waktu yang bersamaan, pemerintah wajib memastikan keselamatan masyarakat di tengah ancaman penyebaran Covid-19, sekaligus juga memastikan perekonomian nasional dapat tetap berjalan meski dalam tempo lamban. Hal ini agar perekonomian masyarakat, terutama kalangan menengah ke bawah, tetap dapat dipertahankan.
"Seperti yang sudah diprediksi oleh banyak lembaga dari dalam dan luar negeri, seperti juga yang telah disampaikan Menteri Keuangan bahwa pertumbuhan ekonomi kita bahkan berpeluang masuk ke ranah minus hingga ke level 2,5 persen sampai 3 persen bila (Covid-19) tidak diantisipasi dengan baik. Ini tantangan kita bersama," tutur Rosan.
Baca Juga: Asia Sekarat, Ekonomi 2020 Terpuruk dalam 60 Tahun
Yang lebih mengkhawatirkan, Rosan menambahkan bahwa sejauh ini sama sekali belum bisa diprediksi kapan sekiranya kondisi tekanan ini akan berakhir. Kadin Indonesia bahkan memperkirakan bahwa kondisi pandemi berikut dengan dampak turunannya di bidang perekonomian bakal terus dirasakan Indonesia, bahkan hingga dalam tiga tahun ke depan.
"Karena itu kami mengusulkan agar pemerintah tidak main-main, harus all out dalam menyediakan anggaran penanganan Covid-19 ini. Dalam hitungan kami, kebutuhannya bisa mencapai Rp1.600 triliun, atau minimal 10 persen dari total PDB nasional. Duitnya dari mana? Bank Indonesia (BI) bisa ditugaskan untuk menyerap bond pemerintah, namun jangan menggunakan dana riset. Cetak uang baru untuk membelinya," tegas Rosan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Taufan Sukma
Editor: Rosmayanti