Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kim Jong-Un Dikabarkan Wafat, Benarkah Sosok Perempuan Ini Akan Jadi Pemimpin Baru Korea Utara?

Kim Jong-Un Dikabarkan Wafat, Benarkah Sosok Perempuan Ini Akan Jadi Pemimpin Baru Korea Utara? Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un terlihat pada foto tanpa tanggal yang disiarkan Agensi Berita Sentral Korea (KCNA) pada Senin (9/3/2020). | Kredit Foto: Reuters/KCNA
Warta Ekonomi, Pyongyang, Korea Utara -

Pemimpin Tertinggi Korea Utara, Kim Jong-un, dikabarkan meninggal dunia. Kabar Jong-un meninggal dilaporkan jaringan televisi Hong Kong. Sementara sebuah majalah Jepang melaporkan Kim Jong-un dalam keadaan vegetatif setelah menjalani operasi jantung pada awal bulan ini.

Mengutip NY Post, Minggu (26/4/2020), seorang wakil direktur HKSTV Hong Kong Satellite Television, sebuah jaringan siaran yang didukung China di Hong Kong, mengklaim bahwa Kim Jong-un sudah meninggal dunia. Laporan tersebut mengutip sumber yang mengetahui kondisi Kim Jong-un.

Baca Juga: Trump Bantah Pemimpin Korut Kim Jong-un Sakit Parah, Katanya...

Sedangkan International Business Times melaporkan kabar meninggalnya pemimpin tertinggi Korut itu juga tersebar di Weibo, media sosial terpopuler di China.

Jika kabar Kim Jong-un meninggal benar, siapa pengganti pria berusia 36 tahun tersebut?

Para pengamat percaya bahwa Kim Yo-jong, adik perempuan Kim Jong-un, akan mengambil alih kuasa kakaknya.

Daily NK, situs yang fokus membahas Korea Utara dan berbasis di Korea Selatan, melaporkan bahwa Kim Jong-un tengah menjalani pemulihan setelah menjalani prosedur operasi kardiovaskular pada 12 April. Laman itu mengutip satu sumber anonim di Korea Utara. Namun, operasi tak berjalan baik.

Baca Juga: Menelisik Kemungkinan yang Terjadi pada Korea Utara ketika Kim Jong-un Wafat, Runtuh Seperti Soviet?

Meski begitu, kondisi Korea Utara yang sangat terputus dari dunia luar, bahkan agen intelijen terbaik pun tidak memiliki aset di sana, sulit untuk mengonfirmasi atau menyangkal status kesehatan Kim Jong-un saat ini.

Banyak ahli menepis gagasan bahwa wanita bisa menjadi pemimpin teratas di Korea Utara, negara komunis yang didominasi pria dengan tradisi Konfusianisme yang kuat.

Di sisi lain, merujuk pola penerus kepemimpinan Korut selama ini, Kim Yo-jong, yang berusia 32 tahun, bisa menjadi pemimpin tertinggi Korut. Kim Yo-jong dan Kim Jong-un belajar di Swiss bersama-sama sejak 1996 hingga 2000.

Dia pertama kali masuk politik sebagai kader junior di Partai Buruh Korea pada 2007, dan sejak kakaknya menjadi pemimpin tertinggi di Korut pada 2011, jabatannya terus melonjak.

Baca Juga: Korea Selatan Gagas ‘Embrio Awal’ Won Digital?

Saat ini Kim Yo-jong menjabat sebagai wakil direktur pertama dari Komite Pusat Partai Pekerja Korea.

Ia pertama kali mendapatkan perhatian internasional pada 2018 saat mewakili negaranya di Olimpiade Musim Dingin Olimpiade PyeongChang, Korsel.

Kim Yo-jong semakin terlihat di publik, termasuk pertemuan antara Kim Jong-un dengan Presiden AS Donald Trump di Singapura dan Vietnam. Pada 17 Desember 2019, Yo-jong mengeluarkan perintah militer langsung pertamanya.

"Ia menyerukan semua prajurit perempuan untuk tetap waspada dengan kondisi kerja dan kesehatan," lapor Daily NK.

Pada bulan Maret tahun ini , dia mengeluarkan pernyataan publik pertamanya. Pernyataan Yo-jong keluar usai Korea Selatan protes penembakan dua rudal balistik Korea Utara.

"(Peluncuran) tindakan untuk membela diri, tidak untuk mengancam siapa pun," ujarnya mengutip Yonghap News.

Namun jika kabar Kim Jong-un meninggal benar, dan saudara perempuannya mengambil alih, kemungkinan tidak ada perubahan besar atau pelunakan dalam kebijakan luar negeri Korea Utara.

Sung Yoon Lee, seorang pakar Korea di The Fletcher School di Tufts University, mengatakan, "Sangat mungkin bahwa Kim Yo-jong akan membuktikan bahkan lebih kejam daripada saudara laki-laki atau ayah atau kakeknya."

"Dia juga akan menunjukkan keberaniannya dengan memprovokasi AS dengan uji senjata dan serangan mematikan terhadap Korea Selatan dan pasukan AS yang ditempatkan di sana," kata Sung lagi.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Lestari Ningsih

Bagikan Artikel: