Ada sedikit kabar gembira dalam perkembangan kasus Covid-19 di DKI Jakarta. Kemarin, jumlah pasien yang sembuh di ibu kota sudah melampaui yang meninggal. Sayangnya, jumlah kasus positif terus meningkat. Karena itu, Anies Baswedan disarankan tak girang dulu.
Peningkatan jumlah yang sembuh itu disampaikan Kabid Sumber Data Kesehatan Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta, Ani Ruspitawati, dalam konferensi pers, di Balai Kota, kemarin.
"Perkembangan terkini per 29 April 2020, sebanyak 412 orang dinyatakan telah sembuh," ujar Ani.
Jumlah yang sembuh, bertambah 71 orang dari hari sebelumnya. Penambahan jumlah pasien yang sembuh itu menjadi yang tertinggi sejak wabah corona muncul di Indonesia. Sebelumnya, jumlah pasien sembuh paling tinggi di DKI sebanyak 60 orang dalam sehari, yaitu pada 11 April.
Sementara, yang meninggal kemarin turun drastis. Hanya bertambah 2 orang dari Selasa, menjadi 381 orang. Meski begitu, kasus positifnya masih terus bertambah, meski tidak sebanyak hari sebelumnya. Seharian kemarin, ada penambahan 83 kasus. Dari semula 3.950, menjadi 4.033. Penambahan ini menurun dari hari Selasa, yang mencapai 118 kasus.
Sementara, pasien positif virus corona yang dirawat di sejumlah rumah sakit ada 2.002 orang. Yang melakukan isolasi mandiri, 1.238 orang. Jumlah ODP dan PDP juga masih tinggi. Hingga kemarin, jumlah ODP mencapai 8.031. Sebanyak 221 di antaranya masih dalam proses pemantauan. Sisanya, 7.852 orang, telah selesai dipantau.
Sedangkan jumlah PDP sudah mencapai 5.551 orang. Sebanyak 969 masih dirawat, sementara 4.582 lainnya telah pulang dan dinyatakan sehat. Sampai saat ini, juga masih ada 1.636 orang yang menunggu hasil tes laboratorium.
Data yang diumumkan Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto, kemarin sore, malah lebih positif lagi. Ada 440 orang yang sudah sembuh di Jakarta. Lebih banyak 28 orang dari data Pemprov DKI. "DKI Jakarta sudah mencapai 440 orang yang sembuh," ujar Yuri, di Gedung Graha BNPB, kemarin.
Sementara yang meninggal, 370 orang, di bawah data Pemprov DKI. Jumlah total kasus di DKI, berdasarkan data pukul 12 siang, mencapai 4.092. Lebih tinggi 59 ketimbang data Anies.
Meski dalam statistik sudah ada perbaikan, pengamat politik Hendri Satrio mengingatkan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan agar jangan girang dulu. "Bersyukur itu harus, tapi kalau girang, menurut saya masih terlalu pagi. Sebaiknya jangan dulu," ujar Hendri saat dikontak, semalam.
Anies, kata Hendri, harus tetap fokus menjalankan langkah-langkah antisipasi. Serta terus meningkatkan pengawasan. Jangan sampai lengah. Apalagi jadi menganggap enteng virus itu.
Guru Besar Politik Universitas Indonesia (UI) Prof Budyatna juga meminta Anies untuk tetap fokus. Jangan karena jumlah pasien sembuh sudah melampaui yang meninggal, Anies jadi terlena. "Bukan kita nggak percaya. Tapi, nyatanya kan hingga kini grafik dan statistik masih fluktuatif, tidak stabil. Hari ini rendah, besok tinggi, dan sebaliknya. Ini sulit diprediksi," tutur Budyatna.
Apalagi, menurut Budyatna, jumlah yang meninggal, hanya tercatat yang positif corona. Sementara PDP dan ODP, tak dihitung. Berdasarkan berita yang dibacanya, diperkirakan lebih dari 2.000 PDP yang meninggal dunia di seluruh Indonesia.
"Karena memang alat tesnya itu, Reagen PCR-nya terbatas, jadi mereka tidak dites apakah positif atau tidak, jadi tidak dihitung sebagai korban positif corona," bebernya.
Anies sendiri tampak tak mau terlena dengan hasil itu. Dia mengingatkan warganya; perjuangan belum selesai. "Saya ingin sampaikan kepada semua, jangan menganggap ini kita sudah merdeka dari Covid-19, perjuangannya masih terus dan kita belum merdeka dari Covid-19," ujar Anies, di Balai Kota, Selasa kemarin.
Eks Mendikbud itu pun meminta masyarakat tetap menaati kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Anies mengingatkan, upaya pemerintah mengendalikan wabah virus Covid-19 ditentukan dari kepatuhan masyarakat untuk tetap di rumah dan menjaga jarak fisik antar-pribadi.
Masyarakat juga diminta mengurangi kegiatan di luar rumah seperti berinteraksi secara langsung, mengubah rutinitas ibadah menjadi rumah dan sebagainya. "Kami minta disiplin tetap di rumah, jangan bepergian kecuali esensial. Kemudian gunakan masker kapan pun dan di mana pun serta jangan lepas maskernya. Kita karantina wajah kita dengan masker," imbaunya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait: