Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

China dan Rusia Dituduh Ambil Keuntungan di Tengah Corona, Benarkah?

China dan Rusia Dituduh Ambil Keuntungan di Tengah Corona, Benarkah? Menteri Pertahanan Amerika Serikat atau Kepala Pentagon, Mark Esper. | Kredit Foto: Sindonews
Warta Ekonomi, Bogor -

Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS), Mark Esper menuding Rusia dan China mengambil keuntungan di tengah darurat kondisi kesehatan akibat COVID-19.

Esper menyebut, China lebih mementingkan kepentingan mereka di Eropa dengan berupaya mempromosikan peralatan jaringan telepon seluler Huawei bakal berujung berbahaya.

"Kami (AS) sadar bahwa beberapa negara akan mencoba memanfaatkan pandemi sebagai momen untuk berinvestasi dalam industri dan infrastruktur kritis yang akan berdampak pada keamanan dalam jangka panjang," kata Esper kepada La Stampa, dilansir dari Reuters, Senin (4/5/2020).

Baca Juga: Google Doodle Hari Ini: Gim Wilbur Scoville, Kalahkan Monster Pedas!

Komentar Esper lahir setelah beberapa pejabat AS menyalahkan China atas wabah corona. Sebelumnya, Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo mengatakan, Washington memiliki bukti kalau penyakit itu muncul dari laboratorium China. Namun Beijing langsung membantah itu.

Esper menambahkan, "lawan potensial hampir pasti akan mengedepankan kepentingan mereka dan menciptakan perpecahan di NATO dan Eropa. Huawei dan 5G merupakan contoh penting dari aktivitas berisiko China."

Perlu diketahui, baik China maupun Rusia telah menawarkan bantuan kepada Italia, mengirim perwakilan dokter, peralatan medis, dan masker wajah ke sana.

Di sisi lain, AS telah berulang kali mengimbau negara sekutunya, termasuk di Eropa, untuk memboikot Huawei. Alasannya, peralatan jaringan telepon seluler generasi terbarunya (5G) berisiko digunakan oleh China untuk memata-matai aktivitas komunikasi. Tudingan itu telah dibantah berkali-kali oleh Huawei.

Sementara itu, bantuan Rusia terhadap Rusia telah dilihat sebagai langkah geopolitik oleh para pejabat Uni Eropa dan NATO.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Tanayastri Dini Isna
Editor: Tanayastri Dini Isna

Bagikan Artikel: