Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ini 3 Obat Ampuh Sembuhkan Virus Corona yang Lagi Diracik Peneliti Hong Kong, Apa Saja?

Ini 3 Obat Ampuh Sembuhkan Virus Corona yang Lagi Diracik Peneliti Hong Kong, Apa Saja? Warga memakai masker pelindung menyusul penularan virus korona baru, saat perjalanan pagi mereka di stasiun, di Hong Kong, China, Senin (10/2/2020). | Kredit Foto: Reuters/Tyrone Siu

Para pakar pun memperingatkan agar obat Ebola yang diproduksi perusahaan farmasi Gilead di California agar tidak disebut sebagai “senjata magis” bagi pasien corona. Obat itu memiliki kemampuan mengintervensi gen virus dan merusak kemampuan virus untuk berkembang.

CEO Gilead Daniel O'Day mengungkapkan, perintah FDA itu merupakan langkah penting dalam penanganan Covid-19.

“Perusahaan akan mendonasikan 1,5 juta obat tersebut,” katanya, dilansir BBC.

Komisioner FDA Stephen Hahn mengungkapkan, pertama kalinya obat Covid-19 secara resmi diumumkan kepada publik.

“Kita sangat bangga menjadi bagian hal tersebut,” ujarnya. Meski demikian, saran FDA bukan persetujuan formal karena harus membutuhkan kajian yang lebih tinggi.

Uji klinis remdesivir dilaksanakan National Institute of Allergy and Infectious Diseases (NIAID) AS yang menemukan obat tersebut mampu menurunkan durasi gejala Covid-19 dari 15 hari menjadi 11 hari.

Uji coba itu dilakukan kepada 1.063 orang di rumah sakit di seluruh dunia, termasuk AS, Prancis, Italia, Inggris, China, dan Korea Selatan.

“Remdesivir memiliki dampak signifikan dan positif untuk pemulihan pasien Covid-19,” kata Direktur NIAID Anthony Fauci.

Berapa biaya perawatan pasien Covid-19 dengan obat remdesivir? The Institute for Clinical and Economic Review, lembaga pengkaji harga obat di AS, memperkirakan perawatan selama 10 hari dengan harga obat remdesivir sekitar USD10 per butir, maka biaya totalnya bisa mencapai USD4.500.

Michael Head, peneliti kesehatan global di Universitas Southampton, mengatakan langkah tersebut menunjukkan perlunya eksplorasi obat baru ketika patogen terus berkembang.

“Efektivitas remdesivir masih terbatas, maka perlu obat alternatif lainnya,” katanya.

Sementara itu, penelitian terbaru yang dipublikasikan di New England Journal of Medicine menunjukkan bahwa pengobatan dengan obat hydroxycholoquine yang disebut oleh Presiden Donald Trump sebagai “pengubah permainan” untuk pasien Covid-19 ternyata menunjukkan hal yang tidak menggembirakan. Obat hydroxycholoquine tidak menunjukkan ada upaya untuk kesembuhan bagi pasien Covid-19.

“Pasien yang mengonsumsi obat hydroxycholoquine tidak menunjukkan perbaikan,” kata Neil Schluger, peneliti Universitas Columbia, New York, AS.

Sebanyak 32,3 persen pasien yang mendapatkan pengobatan hydroxycholoquine justru membutuhkan ventilator, sedangkan 14,9 persen yang tidak diberi obat itu tanpa membutuhkan ventilator. Itu menunjukkan obat hydroxycholoquine sama sekali tidak membantu.

Selama beberapa dekade, hydroxycholoquine dikenal untuk menyembuhkan pasien penderita lupus dan rheumatoid arthritis. Para dokter di Departemen Hubungan Veteran bahkan melaporkan hydroxychloroquine tidak membantu pasien Covid-19 dan justru bisa memicu kematian.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: