Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Keren! Berkat PUBG, Bos Tencent Geser Jack Ma Jadi Orang Terkaya di China!

Keren! Berkat PUBG, Bos Tencent Geser Jack Ma Jadi Orang Terkaya di China! Orang terkaya di China, Ma Huateng. | Kredit Foto: Money Inc
Warta Ekonomi, Jakarta -

Selama pandemi virus corona, posisi Jack Ma sebagai orang terkaya di Asia dan China harus tergeser. Pertama, sebagai orang terkaya di Asia posisinya kembali disalip Mukesh Ambani, orang terkaya di India. Kini, posisinya sebagai orang terkaya di China harus pasrah dilepas ke bos Tencent, Ma Huateng.

Hal ini lantaran saham perusahaan milik Ma Huateng berhasil meningkat 14% sepanjang tahun ini. Sahamnya pun berhasil mencetak rekor tertinggi dalam dua tahun terakhir.

Baca Juga: Berkat Facebook, Pemilik Kilang Minyak Terbesar Ini Salip Jack Ma Jadi Orang Terkaya Asia

Ma harus berterimakasih berkat demand yang tinggi terhadap mobile games produksinya, PlayerUniversal's Battlegrounds (PUBG) dan Honor of Kings karena lockdown di mana-mana membuat orang bermain game di rumah.

Kini, dilansir Forbes di Jakarta, Jum'at (15/5/2020) kekayaan Ma Huateng tercatat USD 48,2 miliar (Rp716 triliun) naik dari USD38,1 miliar pada 18 Maret 2020. Sementara Jack Ma tercatat memiliki kekayaan USD 41,2 miliar (Rp612 triliun) naik dari USD 38,8 miliar.

Secara resmi, Ma Huateng sebenarnya sudah menyandang predikat orang terkaya di China sejak Maret, saat itu kekayaannya sudah mencapai USD 44,5 miliar.

Berkat bisnis video game perusahaan asal Cina itu di kuartal pertama 2020 dilaporkan berhasil meraup lebih dari sepertiga dari pendapatannya, dengan pertumbuhan 31 persen menjadi 37,30 miliar yuan (USD 5,26 miliar).

Pendapatan keseluruhan Tencent pun ikut melonjak 26 persen menjadi 108,07 miliar yuan (USD 15,24 miliar), sementara laba bersih naik 6 persen menjadi 28,90 miliar yuan selama tiga bulan hingga Maret.

Tak hanya itu, berkat pendapatan iklan online kelompoknya melonjak sebesar 32 persen, dengan permainan dan iklan yang terkait dengan pendidikan di WeChat dan aplikasi lainnya untuk membantu melawan penurunan iklan yang lebih luas ketika ekonomi global pulih dari pandemi.

Di tambah lagi, pendapatan iklan media sosial tumbuh 47 persen. Namun, pendapatannya dari iklan media turun 10 persen karena pendapatan yang lebih rendah dari platform video dan berita.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami

Bagikan Artikel: