Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Digadang-gadang Capres 2024, Pahit-pahitnya Anies Bisa Senasib dengan Gatot Nurmantyo

Digadang-gadang Capres 2024, Pahit-pahitnya Anies Bisa Senasib dengan Gatot Nurmantyo Kredit Foto: Antara/M Risyal Hidayat
Warta Ekonomi, Jakarta -

Politikus senior Amien Rais tak memungkiri peluang majunya Gubernur DKI Anies Baswedan dalam Pilpres 2024. Bahkan bukan tak mungkin Anies akan bersaing dengan Prabowo yang menjadi pendukung utama sang gubernur pada Pilgub Jakarta terakhir.

Namun, langkah Anies tidaklah gampang. Anies saat ini tidak memiliki partai politik yang menjadi syarat utama jika ingin menjadi capres. Syarat utama yang mengganjal calon di luar partai adalah ambang batas pencalonan.

Presidential threshold dalam UU Nomor 7 tahun 2017 tentang pemilu jelas mengatur bahwa syarat partai atau gabungan partai boleh mengusung pasangan capres dan cawapres adalah mesti memiliki 20 persen kursi di DPR atau 25 persen suara sah nasional.

Baca Juga: Ancang-ancang Capres 2024, Nasib Anies Masih Digantung

Teringat eks Panglima TNI Gatot Nurmantyo yang dulu juga sempat digadang-gadang akan menjadi capres pada Pilpres 2019, namun akhirnya tidak bisa maju karena tak dapat perahu politik. Ujung-ujungnya hanya ada dua calon yang maju yakni Prabowo-Sandi versus Jokowi-Maruf. Dalam sebuah diskusi Gatot pun sempat mengeluhkan dengan ambang batas yang cukup besar tersebut.

Pengamat politik Adi Prayitno mengatakan sosok Anies Baswedan cukup populer. Namun, dia tidak punya partai sebagai kendaraan politik. Bagaimanapun, syarat ambang batas atau presidential threshold (PT) sebesar 20 persen dalam pemilihan presiden bukan perkara mudah.

Anies juga memiliki tantangan lain, yakni masa pemerintahannya sebagai Gubernur DKI Jakarta berakhir pada 2022. Usai periode tersebut, Anies perlu mencari cara untuk menjaga elektabilitasnya. Meskipun, keputusan Anies tidak berpartai menjadi kelemahan sekaligus kelebihan.

Dengan demikian, semua partai bisa tertarik untuk mengusungnya. Adi mengatakan, partai yang mungkin memberikan dukungan termasuk PKS, PAN, dan mungkin juga PPP. Belum tentu hanya parpol Islam, apalagi Anies dahulu salah satu deklarator ormas Nasdem sebelum menjadi partai. 

"Anies memiliki magnet elektoral. Dia gubernur, media darling, dan dianggap sebagai figur yang berseberangan dengan pemerintah. Kalau cari pemimpin di luar pemerintah, yang selalu berhadap-hadapan, Anies penantang satu-satunya yang muncul," tutur Adi.

Ketua DPP Partai Amanat Nasional (PAN) Saleh Partaonan Daulay menyarankan Anies Baswedan mulai mendekati partai politik agar bisa mencalonkan diri di Pilpres 2024. Anies tercatat bukan kader parpol manapun. Anies perlu mendapat dukungan parpol karena tak ada jalur independen dalam Pilpres.

"Anies ini mungkin didorong maju (Pilpres), tapi dukugan parpol enggak ada, bukan pengurus parpol dia. Nasib Anies bergantung pada parpol mau dukung dia atau enggak," kata Saleh, Sabtu (16/5).

Baca Juga: Ketum Demokrat Seru Lawan Covid-19, Katanya Ini Total War!

Tokoh muda Muhammadiyah itu merasa nasib Prabowo Subianto lebih baik karena mengetuai partai Gerindra. Prabowo sudah punya perangkat sendiri jika ingin bertarung lagi di Pilpres.

"Jangan terlalu cepat mengatakan dia (Anies) bakal maju. Kalau Prabowo pasti bisa maju karena ada kendaraan politik, bisa koalisi dengan 1-2 parpol lain. Dibanding anies, Prabowo lebih mungkin," ujar Saleh.

Saleh mengingatkan Anies bahwa pertarungan Pilpres akan berbeda dibanding ketika memenangkan Pilgub 2017. Saat itu, Anies mendapat banyak dukungan dari kelompok Islam yang menjegal Basuki Tjahaja Purnama.

"Anies harus banyak lobby parpol. Anies menangkan Pilgub 2017 tanpa modal. Dia didukung umat, Anies harus bayar dengan prestasi, keberpihakan pada umat dan harus jaga hubungan dengan parpol," ucap Saleh.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: