Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

China Bilang Jangan Dulu Investigasi Asal-Usul Penyebaran Virus Corona karena...

China Bilang Jangan Dulu Investigasi Asal-Usul Penyebaran Virus Corona karena... Kredit Foto: Reuters/China Daily
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pemerintah China menyatakan terlalu dini untuk segera melancarkan penyelidikan soal asal-muasal virus corona atau Covid-19 dan penyebarannya yang hingga awal pekan ini sudah membunuh lebih dari 300.000 orang di seluruh dunia. 

Demikian menurut Kementerian Luar Negeri China hari ini, seperti dikutip stasiun berita Channel News Asia. Itu setelah muncul seruan dari Australia dan Uni Eropa, yang didukung ratusan negara, agar perlu segera diselidiki asal-mula dan penyebaran virus corona. 

Baca Juga: Ada 63 Negara Dukung Investigasi Asal-Usul Virus Corona, Indonesia Rupanya Ambil Bagian

Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Zhao Lijian, taklimat harian kepada para wartawan juga menyebut bahwa masih banyak negara di dunia yang yakin bahwa pandemi belum berakhir. Penyebaran virus corona dikabarkan berawal dari wabah di Kota Wuhan, China pada Desember 2019, dan akhirnya menyebar ke penjuru dunia.

China sendiri masih belum bebas dari pandemi virus corona. Pada 17 Mei kemarin muncul lagi 7 kasus baru, naik dari lima kasus pada hari sebelumnya. Saat ini giliran provinsi Jilin di China bagian timur laut yang menerapkan lockdown parsial terkait munculnya kasus-kasus baru tersebut. 

Sementara itu, menurut ABC Australia, sedikitnya 116 negara mendukung upaya Australia dan Uni Eropa (UE) untuk menggelar penyelidikan independen terhadap wabah virus corona (Covid-19). Dukungan ini menguat menjelang pertemuan Majelis Kesehatan Dunia (WHA) hari Senin (18/05) di Jenewa, Swiss, yang merupakan Markas WHO (Organisasi Kesehatan Dunia).

Negara-negara Eropa dan Australia menggalang dukungan bagi Mosi UE yang menyerukan evaluasi "tidak memihak, independen dan komprehensif" dari "respon WHO terhadap COVID-19". 

Menurut pemantauan ABC, hingga hari Senin waktu Canberra, tercatat sudah 116 negara termasuk Indonesia, Jepang, Korea Selatan, Turki, Rusia, Afrika Selatan dan Inggris yang mendukung mosi ini.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: