Zakat, infak, sedekah, dan wakaf (Ziswaf) memegang peranan penting dalam mengatasi dampak dari Covid-19, mulai dari sektor kesehatan, ekonomi, hingga pangan. Untuk sektor kesehatan, dana Ziswaf dapat dimanfaatkan untuk program penyediaan alat perlindungan diri tenaga medis, ventilator, hingga suplemen kesehatan bagi masyarakat yang membutuhkan.
Sementara itu dalam sektor ekonomi, dana Ziswaf digunakan untuk memberdayakan pelaku UMKM yang usahanya terdampak.
"Melalui dana sosial yang diamanahkan donatur, kami berupaya membantu 518 UMKM yang terdaftar sebagai unit usaha terdampak Covid-19. Bantuan yang diberikan bukan hanya modal, tapi juga pendampingan agar usaha mereka dapat terus berjalan di tengah pandemi," ungkap CEO Rumah Zakat Nur Efendi kepada wartawan di Bandung, Selasa (20/5/2020).
Baca Juga: Rumah Zakat Akan Salurkan 128 Ribu Paket Buka Puasa di 33 Provinsi
Adapun upaya menangani krisis pangan yang diprediksi FAO akan melanda dunia, Rumah Zakat berupaya memanfaatkan dana Ziswaf untuk mendirikan lumbung pangan yang kini tersebar di 33 titik di delapan provinsi. Lumbung pangan tersebut saat ini sudah menghasilkan 60 ton beras yang bisa digunakan oleh masyarakat di daerahnya dan juga disimpan sebagai cadangan pangan di masa krisis.
"Konsep lumbung pangan ini terinspirasi dari kisah Nabi Yusuf dalam menangani krisis. Kami akan berupaya untuk menambah titik lumbung pangan, sebagai wujud ikhtiar mencegah dampak dari krisis pangan yang diprediksi akan terjadi," ungkapnya.
Sementara itu, Ibadah qurban merupakan salah satu momen yang dapat dimanfaatkan untuk menyediakan cadangan pangan bagi Indonesia dan dunia. Caranya adalah dengan menggunakan teknologi untuk mengemas daging qurban agar memiliki daya tahan yang lebih lama, sehingga dapat didistribusikan sepanjang tahun.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Saepulloh
Editor: Vicky Fadil
Tag Terkait: