1 Juni, Lockdown di Singapura Akan Dicabut dengan Sejumlah Tahapan
Singapura akan mencabut lockdown pada 1 Juni mendatang dengan langkah-langkah akan secara bertahap diangkat dalam tiga fase mulai hari berikutnya.
Dalam pernyataan tertulisnya, Kementerian Kesehatan Singapura menyampaikan fase pertama negara itu akan membuka sektor perekonomian secara terbatas. Namun demikian, para lansia diminta untuk tetap di rumah.
Baca Juga: Peneliti Singapura Prediksi 'Tanggal Terakhir' Covid-19 di Berbagai Negara
“Setiap orang dapat meninggalkan rumah hanya untuk kegiatan penting dan harus mengenakan masker melakukannya,” tulis Kementerian Kesehatan Singapura pada Selasa malam.
Selama pencabutan lockdown ini, kementerian akan terus memonitor tingkat infeksi harian. Jika penularan antara warga tetap rendah dan infeksi di antara pekerja asing dapat terkendali, maka Singapura memasuki fase kedua dengan dimulainya kembali kegiatan secara bertahap.
“Pada fase kedua ini, kami berharap kegiatan sosial skala kecil dapat berjalan kembali,” ujar Kementerian.
Hal ini ditandai dengan lebih banyak pusat bisnis yang dapat berjalan kembali, termasuk tempat fitness dan tempat perkuliahan. Selanjutnya, kata Kementerian, Singapura akan memasuki fase ketiga dengan mengizinkan kembali para lansia untuk beraktivitas sambil tetap menjalankan social distancing dan menghindari tempat-tempat keramaian.
Pada fase ini, lanjut Kementerian, bioskop dan klub malam akan kembali beroperasi sejauh mereka tetap dapat menjaga keamanan. Kementerian juga mengatakan negaranya pada fase ini negaranya juga akan membuka perbatasannya dari dan keluar Singapura.
Pada Selasa, Kementerian Kesehatan Singapura melaporkan 451 kasus Covid-19 baru. Kementerian menyampaikan sebagian besar kasus berasal dari pemegang izin kerja yang tinggal di asrama pekerja asing. Sedangkan, satu kasus berasal dari warga Singapura atau permanent resident.
Singapura adalah negara dengan infeksi Covid-19 tertinggi di Asia Tenggara dengan 28.794 kasus dengan 22 kematian. Angka itu berdasarkan data John Hopkins University.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: