Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Jelang Idul Fitri, Jabar Pastikan Harga Kepokmas Stabil

Jelang Idul Fitri, Jabar Pastikan Harga Kepokmas Stabil Kredit Foto: Rahmat Saepulloh
Warta Ekonomi, Bandung -

Pemerintah Daerah Provinsi (Pemdaprov) Jawa Barat menjamin harga kebutuhan pokok masyarakat (kepokmas) di pasar tradisional menjelang Hari Raya Idulfitri relatif stabil. Meski demikian, ada sejumlah komoditi yang mengalami kenaikan.

"Bawang merah juga mulai merangkak naik karena kelihatannya konsumsi ibu rumah tangga cukup tinggi. Yang mulai ada kenaikan juga adalah terigu.Untuk yang lain ada yang menurun, tapi tidak signifikan. Ketersediaan barang pokok menjelang Idulfitri dan harga cukup stabil," jelas Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Indag) Arifin Soedjayana kepada wartawan di  Bandung, Selasa (19/5/20) sore.

Baca Juga: Turki Bakal Terapkan Lockdown Selama Perayaan Libur Idul Fitri

Baca Juga: Bahan Pokok Defisit, MPR: Benahi Distribusinya, Jangan Sampai Nambah Persoalan

Arifin menjelaskan, untuk stok beras di 7 cabang Bulog di Jabar mencapai 223.861 ton. Jumlah tersebut aman untuk enam bulan ke depan. Kemudian, stok gula mencapai 4.821 ton, dan aman selama dua bulan. Begitu juga minyak goreng dan telur.

"Minyak goreng ada 735 ton dan ini diprediksi masih aman. Telur kondisi cukup melimpah, kenapa telur ini menjadi bagian dari komoditi bantuan sosial provinsi yang kepada para penerima KRTS di lapangan. Jumlahnya ada 212 ton yang ada di Bulog," katanya.

"Tepung terigu 14 ton. Kami konfirmasi ke Bulog, mereka sedang mencoba melakukan konsolidasi dengan Bulog di provinsi lainnya. Itu adalah stok yang ada di Bulog," tambahnya. 

Seiring dibukanya impor oleh Kementerian Perdagangan, Indag Jabar juga memastikan stok komoditi seperti daging sapi dan bawang putih aman hingga Hari Raya Idul fitri. 

Sementara itu, berbagai upaya dilakukan Pemdaprov Jabar guna mencegah kerumunan di pasar tradisional maupun modern jelang hari raya Idulfitri. Mulai dari konsisten sosialisasi penerapan protokol kesehatan, pengawasan lapangan, sampai penyediaan wastafel portabel. 

Arifin Soedjayana menyebutkan, pihaknya telah menyebarkan surat edaran kepada pelaku perdagangan supaya menerapkan protokol kesehatan dalam berkegiatan jual-beli. Surat edaran itu disebarkan juga kepada sejumlah asosiasi, seperti Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (APRINDO) dan Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI). 

"Kami dapat memantau terkait keberadaan kondisi di lapangan yang terjadi. Makanya, kami tahu apabila di satu pasar atau mal terjadi kerumunan," ujarnya.

Selain itu, penguatan koordinasi dengan Gugus Tugas Kabupaten/Kota pun dilakukan. Sebab, Gugus Tugas Kabupaten/Kota memiliki kewenangan penuh terkiat kondisi perdagangan di daerahnya. Salah satunya adalah kebijakan waktu operasional pasar tradisional maupun mal selama pandemi COVID-19. 

"Waktu operasional pasar modern masih tetap berlaku dari jam 08:00-20:00. Tapi, di setiap kabupaten/kota bervariasi. Di Kota Bandung, dari jam 08:00 sampai 20:00. Ada daerah yang buka jam 08:00 atau 09:00, tutup jam 18:00. Itu diserahkan kepada Gugus Tugas Kabupaten/Kota," tambahnya.

Selain itu, tambah Arifin, Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Jabar pun menyalurkan sekitar 200 wastafel portabel ke sejumlah pasar tradisional, supaya pembeli dan pedagang mudah mencuci tangan dengan sabun sebelum melakukan transaksi. 

"Kepada pengelola pasar, kami meminta mereka melakukan patroli. Pengelola pasar diberikan bantuan berupa pengeras suara untuk berkeliling dan mengimbau pedangan dan pembeli di pasar untuk tepat jaga jarak. Di beberapa pasar, mereka mengatur waktu berjualan dan bergantian," pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Rahmat Saepulloh
Editor: Vicky Fadil

Bagikan Artikel: