- Home
- /
- Kabar Finansial
- /
- Bursa
Wadaw! Dua Saham Milik Konglomerat Salim Grup Jadi Saham Paling 'Terbakar' di Bursa
Perdagangan bursa pada Rabu (27/05/2020) diwarnai oleh aksi tekanan jual dengan akumulasi net sell sebesar Rp277,26 miliar. Tekanan jual tersebut membuat tak kurang dari 164 saham memerah sepanjang perdagangan sesi pertama.
Di antara saham-saham tersebut, dua saham milik konglomerat Salim Group menjadi yang paling terbakar pada siang ini, yaitu saham PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) dan saham PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF). Dilansir dari RTI, saham ICBP dan INDF masing-masing menempati posisi pertama dan kedua sebagai saham top losers.
Baca Juga: Tutup Operasional 7 Pabrik, Indocement Prediksi Covid-19 Akan Sebabkan Penurunan Pendapatan Usaha
Pada jeda siang, saham ICBP berakhir dengan koreksi 6,98% ke level Rp8.325 per saham. Angka tersebut sekaligus menjadi yang paling rendah sepanjang hari ini. Ketika awal perdagangan, saham ICBP masih dibanderol dengan harga tinggi sebesar Rp8.700 per saham.
Per siang ini, perdagangan saham ICBP meliputi 8,89 juta saham dengan frekuensi 6.432 kali dan membukukan nilai transaksi sebesar Rp74,04 miliar.
Baca Juga: Habiskan Duit Triliunan Buat Kuasai Perusahaan Mi Instan, Ini Alasan Indofood
Asal tahu saja, tren pelemahan saham ICBP terjadi sejak pekan lalu dengan akumulasi koreksi sebesar 14,18% dalam sepekan. Hal itu berkaitan dengan adanya akuisisi Pinehill Company Limited (PCL) senilai US$2,99 miliar atau setara Rp44,1 triliun.
Selisih tipis dengan ICBP, saham INDF terkoreksi 6,67% ke level Rp5.600 per saham pada siang ini. Jangkauan gerak saham INDF pun sangat terbatas hanya pada level terendah di Rp5.600 per saham hingga level tertinggi di Rp6.025 per saham.
Volume perdagangan saham INDF sepanjang sesi pertama mencapai 13,62 juta dengan frekuensi 4.845 kali dan membukukan nilai transaksi harian sebesar Rp76,24 miliar. Senasib dengan ICBP, saham INDF tertekan sejak pekan lalu dengan akumulasi koreksi 14,83% dalam sepekan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih