Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Viral Video SBY Nasihati Jokowi: Jangan Cepat Marah, Jangan Kelewat Batas!

Viral Video SBY Nasihati Jokowi: Jangan Cepat Marah, Jangan Kelewat Batas! Kredit Foto: Antara/Puspa Perwitasari
Warta Ekonomi, Jakarta -

Video mantan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) kembali viral di media sosial, baik lewat platform Twitter maupun YouTube. Dari cuplikan video tersebut, SBY punya harapan kepada Pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Presiden ke-6 Republik Indonesia ini menyoroti beberapa hal dalam pemerintahan Jokowi di antaranya pemerintah diingatkan jangan arogan kepada rakyat, antikritik. Padahal jika rakyat tidak boleh bicara itu justru hal yang berbahaya.

"Janganlah pemerintah alergi, cepat marah, tidak boleh ada warga negara yang melakukan kritik atau berbicara yang tidak menyenangkan kepada pemerintah atau kepada pemimpin kita, tidak perlu arogan," kata SBY seperti dikutip dari YouTube yang diunggah pada Rabu (27/5/2020).

Baca Juga: Bikin Kaget! Ada Elit Gerindra Dukung New Normal Jokowi: Negara Tak Mungkin Terus Biayai Rakyat

Menurut dia, rakyat punya hak untuk menyampaikan kritik, pandangan atau ketidaksukaannya kepada negara. Karena, pemimpin itu perlu mendengarkan kritik dari rakyat sebagai bentuk instrospeksi.

"Harapan saya kalau rakyat Indonesia menyampaikan kritik, kritik yang proporsional. Kalau statemen seperti pemerintah berbohong, tentu harus disertai bukti. Tapi silakan gunakan untuk kepentingan bangsa kita," ujarnya.

Bahkan, SBY menyebut nama sahabatnya yang saat ini menjadi Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan supaya mengurangi mengeluarkan nada-nada ancaman dalam pernyataannya.

"Memang pemerintah punya kekuasaan, Pak Jokowi punya kekuasaan. Tapi kekuasaan ini bukan untuk menakut-nakuti rakyat, untuk mengancam siapa pun. Kalau misalkan pemerintah ingin menyampaikan, sampaikan dengan baik. Sangat bisa ditempuh dengan cara-cara seperti itu," kata dia.

Seharusnya, kata SBY, pemerintah negara membuat hubungan yang baik dengan rakyat karena itu fundamental.

"Ayo bareng-bareng, jangan kelewat batas. Kalau itu yang terjadi di masa depan ini akan baik. Dulu saya memimpin kurang apa, dikritik, dihujat, tapi pemerintah saya tidak jatuh, ekonomi tetap 6 persen, demokrasi hidup, saya selesai alhamdulillah tepat pada waktunya. Jadi menurut saya, ini pelajaran yang perlu diambil oleh kita semua," katanya.

Akan tetapi, SBY sepakat apabila ada yang menebarkan fitnah kepada pemerintah apalagi Kepala Negara Presiden Jokowi dilakukan tindakan hukum. Namun, penguasa tidak boleh sangat arogan dan niatnya untuk melakukan pembungkaman terhadap rakyat yang ingin menyampaikan pandangannya.

"Bawa ajalah ke suasana kekeluargaan, meskipun hukum ditegakkan kalau sudah kelewat batas. Kalau sudah fitnah ya harus kita gunakan. Saya juga begitu dulu, dikritik seribu kali, dihujat ribuan kali saya masih sabar. Tapi kalau fitnah, saya bawa ke ranah hukum," ucapnya.

Sedangkan mantan Komisioner Komnas HAM, Natalius Pigai mengaku dahulu mengkritik pemerintahan SBY lebih keras daripada pemerintahan Jokowi. Bahkan Menko Polhukam, Panglima TNI, KSAD, KSAU, dan KSAL secara resmi mengancamnya melalui konferensi pers bersama.

Baca Juga: SBY: Salah Besar Merasa Berhasil Atasi Corona! Lumpuhkan Dulu, Ekonomi Akan Tumbuh Lagi

"Sekab Pak Dipo Alam dan Staf Khusus Andi Arif sama. Tapi hebatnya Pak Presiden SBY menghormati demokrasi," kata Pigai lewat Twitter.

Sementara Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat, Jansen Sitindaon saat dikonfirmasi, mengatakan bahwa video SBY yang beredar di media sosial tentang pandangannya terhadap Pemerintahan Jokowi itu merupakan video lama. Menurut dia, video tersebut bisa dilihat langsung dari akun YouTube SBY sendiri.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: