Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Jokowi Mau Terapkan New Normal, Pakar Epidemiologi Bilang...

Jokowi Mau Terapkan New Normal, Pakar Epidemiologi Bilang... Kredit Foto: Viva

Sementara itu, Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB, Hermanto Siregar mengatakan manakala kurva masih meningkat secara tajam. Seharusnya, fokus pada upaya itu adalah mengatasi pandemi. Namun, manakala sudah mampu kapan terjadi titik maksimum turun. Maka, disana baru bisa berbicara suatu new normal.

"Dalam kondisi new normal itu virus Covid masih ada sebelum ada vaksin yang efektif, tapi virus ada. Pada saat Covid masih sulit dikendalikan, kita harus fokus mengatasi Covid," kata Hermanto.

Pemerintah memang sekarang lagi mempersiapkan untuk menerapkan new normal, tentu Hermanto mempersilakan saja terutama wilayah aman atau zona hijau. Tetapi, wilayah kuning dan merah sebaiknya tidak usah terburu-buru.

"Bukan berarti kita tidak setuju dengan new normal. Kita setuju, cuma timing harus pas dan zonasinya harus pas," ucapnya.

Di samping itu, Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengatakan topic new normal bukan berarti keadaan telah pulih. Namun, new normal berarti masyarakat harus ekstra waspada saat kembali beraktivitas.

"Jumlah penderita kasus positif masih naik. Kita masih berjuang untuk terus menekan sebarannya. Resiko tertular Covid-19 masih tinggi. Kita harus disiplin, menerapkan aturan tetap jaga jarak, jaga kebersihan, jaga kesehatan sebagai new normal kita," kata AHY lewat Twitter.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Cahyo Prayogo

Bagikan Artikel: