Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Sadis, Polisi AS Juga Aniaya Tentara Berkulit Hitam hingga Meregang Nyawa

Sadis, Polisi AS Juga Aniaya Tentara Berkulit Hitam hingga Meregang Nyawa Kredit Foto: Reuters/Nicholas Pfosi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kematian pria kulit hitam, George Floyd yang dianiaya petugas Kepolisian Minneapolis benar-benar telah memicu kemarahan besar rakyat Amerika Serikat.

Dampaknya cukup fatal, ribuan orang turun ke jalan untuk berunjuk rasa meminta keadilan atas perbedaan warna kulit di Negeri Paman Sam. Unjuk rasa tak cuma diikuti warga AS berkulit hitam saja, tapi warga berkulit putih dan dari ras lain dunia yang ada di negara itu.

Bahkan tak cuma rakyat sipil yang marah atas perlakukan tak adil rasial yang dilakukan kepolisian Amerika. Para prajurit militer Amerika berwarna kulit sama dengan George Floyd juga sangat terluka dan marah dengan kasus itu.

Baca Juga: Imbas Tewasnya George Floyd Bikin Gubernur New York Mendesak Reformasi Kepolisian

Hal itu diakui Ketua Master Sgt Angkatan Udara Amerika Serikat, Kaleth O Wright melalui akun media sosialnya seperti dikutip Rabu (3/6/2020).

Menurutnya, kekejaman dan diskriminasi petugas kepolisian Amerika berkulit putih sudah kelewat batas dan Wright merasakan sangat marah dengan kejadian di Minneapolis itu.

"Sama seperti sebagian besar Penerbang Hitam dan begitu banyak orang lain di barisan kita. Saya marah melihat pria kulit hitam lain mati di televisi di depan mata kita," kata Wright.

Wright mengatakan, ini bukan kejadian pertama. Sudah banyak warga Amerika berkulit hitam yang jadi korban kebrutalan polisi, bahkan berakhir dengan kematian.

"Apa yang terjadi terlalu sering di negara ini kepada pria kulit hitam yang menjadi sasaran kebrutalan polisi yang berakhir dengan kematian, bisa terjadi padaku," kata dia.

Wright mengatakan, dia memiliki bukti bawah kekejaman polisi itu tak hanya terjadi pada rakyat sipil. Tapi juga menyasar para tentara Amerika berkulit hitam seperti dirinya.

Karena temannya sendiri sesama penerbang di Angkatan Udara Amerika telah tewas akibat dianiaya seorang perwira polisi kulit putih.

"Ini teman-teman saya, adalah ketakutan terbesar saya, bukan bahwa saya akan dibunuh oleh seorang polisi kulit putih (percayalah, hati saya mulai berpacu seperti kebanyakan pria kulit hitam lainnya di Amerika ketika saya melihat lampu biru di belakang saya). Tetapi saya akan bangun untuk laporan bahwa salah satu Penerbang Hitam kami telah meninggal di tangan seorang perwira polisi kulit putih," tulisnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: