Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

China Ciptakan Rudal Jelajah Hipersonik, Bikin Nyali Amerika Ciut

China Ciptakan Rudal Jelajah Hipersonik, Bikin Nyali Amerika Ciut Rudal Trident II D5 yang tidak bersenjata diluncurkan dari kapal selam rudal balistik kelas Ohio, USS Nebraska (SSBN 739) di lepas pantai California. | Kredit Foto: U.S. Navy/Mass Communication Specialist 1st Class Ronald Gutridge
Warta Ekonomi, Jakarta -

Di tengah ancaman Perang Dunia III, China ternyata telah menciptakan alat perang canggih yang mampu membuat rudal hipersonik terbang supercepat untuk menghancurkan negara musuhnya.

Alat itu baru saja diciptakan Institute of Mechanics di bawah Chinese Academy of Sciences dalam program scramjet di bawah pimpinan seorang ahli bernama Fan Xuejun seperti dikutip dari Global Times, Selasa (9/6/2020).

Disebutkan scramjet itu telah diuji coba selama 600 detik di darat dan catatan waktu itu memecahkan rekor dunia Boeing X-51 Waverider. Untuk diketahui pesawat eksperimen scramjet eksperimental tak berawak untuk penerbangan hipersonik milik Amerika Serikat itu memiliki catatan waktu 210 detik.

Baca Juga: Ketika China, Rusia, dan Iran Ngeledek Demonstrasi Anti-Rasisme AS

Bahkan, scramjet baru ini diyakini lebih kuat dari rudal hipersonik Gliderik DF-17 China. Rudal DF-17 China ini padahal sudah membuat ciut nyali Amerika lho.

Scramjet yang kuat, juga dikenal sebagai ramjet pembakaran supersonik, sangat penting untuk rudal jelajah hipersonik untuk mencapai kecepatan hipersonik. Hanya saja untuk menciptakannya bukan perkara mudah sebab tersandung masalah dengan bahan tahan panas dan pendinginan mesin.

Senjata hipersonik dikenal karena kecepatan tinggi dan lintasan yang tidak terduga, yang membuat sebagian besar generasi sistem pertahanan udara saat ini tidak berguna melawan mereka.

China meluncurkan rudal DF-17 untuk pertama kalinya pada parade militer Hari Nasional pada 1 Oktober 2019. Jenis rudal ini diyakini oleh banyak pengamat militer sebagai senjata hipersonik karena desain aerodinamisnya.

DF-17 adalah jenis rudal hypersonic glide-boost, yang berarti bahwa ia didorong ke langit melalui roket dan meluncur di udara menggunakan gelombang kejut yang dihasilkan penerbangan hipersoniknya sendiri. Namun, jenis senjata hipersonik lainnya rudal jelajah hipersonik memiliki daya dorong konstan berkat scramjet, yang memberikan jarak yang lebih jauh dan lintasan yang bahkan lebih tak terduga.

DF-17 adalah rudal jarak pendek hingga menengah, dan menggunakan scramjet berpotensi memperpanjang jangkauannya setidaknya lima kali, memungkinkannya menjadi antarbenua, situs web berita Shanghai, eastday.com melaporkan pada Jumat, mengutip estimasi para ahli.

Karena rudal jelajah hipersonik tidak memerlukan roket sebesar yang digunakan oleh rudal peningkat luncur, ukuran dan beratnya lebih kecil, yang memungkinkannya menjadi lebih tersembunyi, kata laporan eastday.com.

DF-17 bukan satu-satunya dalam program pesawat hipersonik China. Pada Agustus 2018, Akademi Aerospace Aerodinamika China di bawah Korporasi Aerospace Sains dan Teknologi China berhasil meluncurkan Xingkong-2 atau Starry Sky-2, kendaraan penerbangan hipersonik waverider pertama China.

Untuk diketahui, saat ini tensi hubungan China dengan sejumlah negara sedang memanas. Terutama dengan Amerika. Bahkan kedua negara sudah saling ancam perang nuklir.

Amerika telah membentuk koalisi perang nuklir dan Amerika secara gamblang menyebut lawan mereka tak cuma China. Tapi Rusia, Korea Utara, dan Iran.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: