Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ribut-ribut Korut-Jepang Soal Kasus Penculikan, Kim Jong-un Dicap Diktator Bodoh

Ribut-ribut Korut-Jepang Soal Kasus Penculikan, Kim Jong-un Dicap Diktator Bodoh Kredit Foto: KCNA via Reuters
Warta Ekonomi, Tokyo -

Seorang anggota keluarga Jepang yang saudarinya diculik intelijen Pyongyang pada 1977 mengecam diktator muda Korea Utara (Korut) Kim Jong-un dengan menyebutnya sebagai pemimpin bodoh.

Dia menyerukan agar para korban penculikan yang saat ini berada Korea Utara dipulangkan dengan kondisi selamat.

Baca Juga: Kim Jong-un Ngaku Bangga Sama Ekonomi Korut Karena...

“Saya pikir (Kim Jong-un) adalah pemimpin yang bodoh,” kata Tetsuya Yokota, yang saudari perempuannya; Megumi Yokota, diculik pada November 1977, seperti dikutip dari UPI, Rabu (10/6/2020).

Tesuya dan saudara kembarnya, Takuya Yokota, telah lama mengadvokasi kepulangan orang-orang Jepang yang diculik dari Korea Utara.

Keduanya berkampanye bersama Ibu mereka, Sakie, dan Ayah mereka, Shigeru—seorang aktivis terkemuka yang meninggal minggu lalu tanpa pernah bersatu kembali dengan putrinya yang diculik. 

Megumi berusia 13 tahun ketika dia menghilang dalam perjalanan pulang dari sekolah di Niigata, di barat laut Jepang. Dua dekade kemudian terungkap bahwa rezim Korea Utara berada di balik penculikannya.

Jepang mengklaim bahwa Korea Utara menculik setidaknya 17 orang untuk melatih para agen bahasa dan budaya Jepang untuk memata-matai Korea Selatan.

Korea Utara mengonfirmasi Megumi telah diculik. Namun, sejak itu rezim Korut menuduh Megumi berjuang dari depresi dan meninggal karena bunuh diri pada tahun 1994. Keluarga Megumi tidak pernah bisa menerima klaim itu.

"Ayah sangat menghargai saudari kita," kata Takuya. "Tak tertahankan untuk memikirkan betapa dia ingin bertemu dengannya."

Keluarga itu pada Selasa kembali menyerukan Korea Utara untuk mengembalikan orang-orang Jepang yang diculik kepada keluarga mereka, dengan mengatakan; "Ada orang tua, yang kesehatannya tidak baik."

"Kami berharap ada hasil konkret untuk mencegah hal yang sama terjadi lagi," kata Tetsuya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: