Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Horor! Pantai Copacabana Brasil Seketika Berubah Jadi Kuburan Massal

Horor! Pantai Copacabana Brasil Seketika Berubah Jadi Kuburan Massal Kredit Foto: Reuters/Pilar Olivares
Warta Ekonomi, Rio De Janiero -

Pantai Copacabana di Rio de Janeiro, Brasil dipenuhi 100 “kuburan” yang dipasang para aktivis yang sebagai bentuk protes atas respons pemerintah terhadap pandemi Covid-19. Kuburan-kuburan itu dipasang untuk mengingat korban meninggal akibat pandemi virus corona di Brasil yang hampir mencapai 40.000.

Brasil memiliki jumlah kasus tertinggi kedua di dunia, mencatat lebih dari 800.000 pasien. Negara itu juga memiliki angka kematian terburuk ketiga di dunia, yang saat ini tercatat di angka 40.919.

Baca Juga: Gak Masuk Akal! Brasil Punya 32.091 Pasien Virus Corona Baru dalam 24 Jam

Kuburan simbolis, dengan salib hitam, digali sebelum fajar di seberang Hotel Copacabana oleh anggota kelompok Rio de Paz.

"Presiden belum menyadari bahwa ini adalah salah satu krisis paling dramatis dalam sejarah Brasil,” kata penyelenggara protes, Antonio Carlos Costa kepada kantor berita Reuters.

"Keluarga berkabung ribuan orang mati, dan ada pengangguran dan kelaparan."

Namun dia mengatakan beberapa pendukung Presiden Jair Bolsonaro telah mengejek proyek tersebut, dengan satu orang mencabut salib yang dipasang.

Bolsonaro menentang keras langkah penguncian untuk mencegah penyebaran virus corona dan meremehkan penyakit tersebut. Tindakan itu telah memecah masyarakat Brasil di tengah pandemi.

"Mereka merasa sangat marah, dan saya pikir mereka mereproduksi perilaku orang yang menduduki posisi tertinggi di tanah itu," kata Costa mengenai pencabutan salib-salib tersebut.

Menurut penghitungan Universitas Johns Hopkins, hanya Amerika Serikat (AS) yang memiliki lebih banyak kasus Covid-19 yang dikonfirmasi daripada Brasil.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: