Serangan pandemi virus corona (Covid-19) di Indonesia begitu terasa di Provinsi DKI Jakarta, Jawa Timur, dan Jawa Barat. Selain itu, juga terasa berat di Jawa Tengah, Sulawesi Selatan, dan Kalimantan Selatan.
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan bahwa daerah-daerah yang paling banyak terinfeksi virus corona merupakan penyumbangan terbesar ekonomi. Tak pelak, kondisi itu jelas menimbulkan efek domino bagi perekonomian nasional.
Baca Juga: Mantan Menkeu Heran Kok Pertumbuhan Ekonomi Cuma 2,97 Persen di Kuartal I 2020
"Karena paling banyak itu di Jawa yang terkena, apalagi Jakarta, karena merupakan episentrum kasus positif virus corona di Indonesia. Mereka itu penyumbang terbesar ekonomi Indonesia," ujar Sri Mulyani di Jakarta, Sabtu (27/6/2020).
Dia melanjutkan, tingginya kasus corona akan membuat pertumbuhan ekonomi masing-masing daerah menurun. Sebab, peningkatan jumlah kasus disikapi dengan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang ketat sehingga benar-benar mengurangi aktivitas ekonomi masyarakat.
"Jakarta itu sumbangan PDB-nya (ke pertumbuhan ekonomi nasional) 18 persen sehingga dengan adanya PSBB pasti akan pengaruhi PDB dari DKI Jakarta dan juga memengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia," jelasnya.
Dia menambahkan, pada kuartal II tahun ini, pertumbuhan ekonomi akan mengalami kontraksi alias minus 3,8%. Hal ini juga diikuti pertimbuhan ekonomi global yang juga akan negatif karena tertekan Covid-19.
"Proyeksi ini lebih rendah dibandingkan sebelumnya yang hanya minus 3,2%. Namun, kuartal II kita alami tekanan, kemungkinan dalam kondisi negatif," tandasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Puri Mei Setyaningrum