Megawati-Jokowi Belum Bicara Soal Pembakaran Bendera PDIP, Perwakilan Politikus Partai Buka Suara
Akibat pembakaran bendera PDIP, kader-kader parpol itu terus bergerilya, baik di pusat maupun daerah guna meminta pembakarnya diadili. Menteri, anggota DPR, kepala daerah dari PDIP hingga Sekjen PDIP Hasto Kristyanto pun bereaksi keras. Akan tetapi, Ketum PDIP dan Presiden Jokowi yang juga kader belum buka suara. Ada apa?
Ditanya soal ini, politikus senior PDIP Hendrawan Soepratikno merespons dengan mengirimkan surat perintah yang ditandatangani Mega pada Kamis (25/6) kemarin. Menurut Hendrawan, surat perintah itu sudah cukup untuk menunjukkan sikap Mega terhadap pembakaran bendera partai. Juga, cukup untuk menahan amarah para kader.
“Media inginnya ketum kami seperti Donald Trump? Bagi kami itu sudah cukup. Kader kami paham dengan akar dan sinyal-sinyal kultural,” ujar Hendrawan, kemarin (27/6/2020).
Baca Juga: Ketum ICMI Soal RUU HIP: Tolong Dicabut dari Prolegnas, Pak Presiden dan Parpol!!
Baca Juga: Diduga Terlibat Kasus Penipuan, Anggota DPR dari Nasdem Dilaporkan ke . . . .
Dia memandang, Jokowi tidak perlu memberikan pernyataan soal pembakaran bendera itu. Hendrawan memastikan, PDIP tetap tenang. “Kami tetap tenang karena fokus kami saat ini membangun gotong royong berskala besar (GRBB) untuk mengatasi pandemi Covid-19,” tuturnya.
Anggota DPR ini meminta masyarakat tak mudah terpancing dengan isu kambuhan untuk mendistorsi sejarah dan mengoyak persatuan bangsa. “Substansi retorika yang dikembangkan ini dangkal, ilusif dan disintegratif. Kita hadapi dengan politik pencerahan dan politik kebangsaan untuk Indonesia maju,” tutup dia.
Hal senada juga disampaikan Ketua DPP PDIP Ahmad Basarah. Kata dia, Mega sudah cukup merespons insiden pembakaran bendera itu dengan mengeluarkan surat instruksi. “Ketua Umum PDI Perjuangan, Ibu Megawati Soekarnoputri telah merespons dengan cara yang tegas tetapi arif bijaksana,” tuturnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Tanayastri Dini Isna