Leveraged buyout memiliki sejarah yang terkenal buruk, terutama pada 1980-an ketika beberapa pembelian terkemuka menyebabkan kebangkrutan perusahaan-perusahaan yang diakuisisi. Hal ini terutama disebabkan oleh kenyataan bahwa rasio leverage hampir 100% dan pembayaran bunga sangat besar sehingga arus kas operasi perusahaan tidak dapat memenuhi kewajiban.
LBO seringkali rumit dan perlu waktu untuk diselesaikan. Misalnya, JAB Holding Company, sebuah perusahaan swasta yang berinvestasi pada barang-barang mewah, kopi, dan perusahaan perawatan kesehatan, memprakarsai LBO Krispy Kreme Doughnuts, Inc pada Mei 2016.
Baca Juga: Apa Itu Stock Repurchase?
JAB dijadwalkan untuk membeli perusahaan tersebut sebesar USD1,5 miliar, termasuk USD350 juta pinjaman dengan leverage dan fasilitas kredit berputar USD150 juta yang disediakan oleh bank investasi Barclays.
Namun, Krispy Kreme memiliki hutang pada neraca yang perlu dijual dan Barclays diharuskan untuk menambah suku bunga tambahan 0,5% agar lebih menarik. Hal ini membuat LBO lebih rumit dan hampir tidak menutup. Namun, pada 12 Juli 2016 kesepakatan tetap berjalan.
Berikut kriteria perusahaan yang ideal untuk dijadikan target beli utang:
- Perusahaan memiliki bisnis dengan arus kas yang stabil dan kuat.
- Perusahaan dengan tingkat hutang rendah.
- Bisnis non-siklus.
- Perusahaan dengan parit ekonomi besar.
- Perusahaan dengan tim manajemen yang baik.
- Perusahaan dengan basis aset besar yang dapat digunakan untuk jaminan.
- Perusahaan yang hampir bangkrut di industri yang baik.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami
Tag Terkait: