Ketika Moon Jae-in Bersemangat Ajak Trump dan Kim Jong-un Ketemu
Presiden Korea Selatan Moon Jae-in mengatakan bahwa Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un harus kembali bertemu lagi sebelum pemilihan presiden AS pada November mendatang. Hal itu disampaikan seorang pejabat Seoul pada Rabu (1/7/2020), seorang pejabat Seoul mengatakan kepada wartawan, Rabu.
Trump dan Kim bertemu untuk pertama kalinya pada 2018 di Singapura, meningkatkan harapan tercapainya kesepakatan untuk membuat Pyongyang menghentikan program senjata nuklirnya.
Baca Juga: Jika Korsel Gak Minta Maaf, Rezim Kim Jong-un Ancam Jadikan Seoul Lautan Api
Namun, KTT kedua mereka, pada 2019 di Vietnam, hancur berantakan ketika Trump menolak tawaran Kim untuk membongkar fasilitas nuklir utama Korea Utara dengan imbalan mencabut beberapa sanksi ekonomi.
Pernyataan tentang pertemuan ketiga pemimpin AS dan Korea Utara itu disampaikan Moon selama konferensi video dengan Presiden Dewan Eropa Charles Michel pada Selasa (30/7/2020). Menurut keterangan seorang pejabat kantor kepresidenan Korea Selatan, Moon mengatakan bahwa pertemuan puncak antara Trump dan Kim akan membantu melanjutkan negosiasi nuklir yang saat ini macet.
"Saya percaya ada kebutuhan bagi Korea Utara dan Amerika Serikat untuk mencoba dialog sekali lagi sebelum pemilihan presiden AS," kata pejabat itu mengutip Moon sebagaimana dilansir Reuters pada Rabu.
“Masalah-masalah program dan sanksi nuklir pada akhirnya harus diselesaikan melalui pembicaraan Korea Utara-AS."
Kantor Moon telah menyampaikan pandangan tersebut kepada Washington dan para pejabat di sana tengah melakukan upaya untuk mewujudkannya, kata pejabat itu.
Komentar Presiden Korea Selatan itu muncul beberapa hari setelah Wakil Menteri Luar Negeri AS Stephen Biegun, yang memimpin negosiasi tingkat kerja dengan Korea Utara, mengatakan masih ada waktu bagi kedua belah pihak untuk kembali terlibat dan "membuat kemajuan besar".
Meski begitu, Biegun mengatakan pertemuan puncak pribadi akan sulit sebelum pemilihan November, karena pandemi virus corona yang telah menghapus kalender diplomatik dunia.
"Saya pikir itu mungkin tidak mungkin antara sekarang dan pemilihan AS, karena kita melihat acara dibatalkan di seluruh dunia," kata Biegun dalam sebuah seminar virtual yang diselenggarakan oleh Forum Brussel Marshall Fund Jerman pada Senin.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto