Nikkichantikgm1 meminta syarat rapid test dihapuskan saja. “Jadi ladang subur bisnis baru, kasian orang yang susah kalo sakit mau rawat inap harus test rapid, malah tidak ditanggung BPJS lagi. Rakyat sabar itu ada batasnya jangan terus diuji,” katanya.
Sudah sangat menyusahkan pelaku ekonomi kecil, jual barang antar propinsi harus rafid dengan harga sekitar 350 ribu, kalau mereka berdua 750 ribu. Padahal jualan mereka sekali jalan dalam kondisi normal keuntungan mereka sangat sedikit, tolong rapidnya digratiskan khan ada dana kesehatan Rp 72 T,” tambah Jelata_RI.
“Kalau mau sukses harusnya seperti di luar negeri rapid test gratis. Kalau suruh bayar Emang semua orang mampu? Sekarang banyak pihak, usaha bangkrut, bisnis sepi. Cari kerja aja minta rapid tes. Interview bisa 2-3x. Itu baru 1 perusahaan. Itung sendiri biayanya berapa lamaran 10 perusahaan? Mau cari duit malah buang duit. Gimana dapat kerja???,” ungkap Kenzcha1.
Sementara Ipangestuuu mengkritik netizen yang mengeluh masalah ini. “Pemerintah bikin rapid test gratis ditolakin. Swasta bikin rapid test bayar diprotes. Katanya sebagai ladang bisnis. Mau kalian apa,” ujarnya.
“Astaghfirullah... otak mana otak? Dikasih new normal bilang pemerintah jahat ngebunuh rakyat, dikasih PSBB malah keluyuran, kumpul-kumpul di keramaian. Giliran dikasih rapid test GRATIS malah takut, sembunyi, ngunci pintu rumah,” kata alendanatalia.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Lestari Ningsih