Konglomerat di balik Lippo Group ialah Mochtar Riady yang merupakan seorang pengusaha termuka di Indonesia. Bahkan pada 2011, Forbes merilis daftar orang terkaya di Indonesia yang menduduki peringkat ke-38 dengan total kekayaan USD650 juta.
Ayah Mochtar Riady adalah seorang pedagang batik bernama Liapi, sedangkan ibunya bernama Sibelau (1889-1939). Kedua orangtuanya merantau dari Fujian dan tiba di Malang pada tahun 1918.
Mochtar Riady yang lahir di Malang, 12 Mei 1929 kini berusia 91 tahun. Meski usianya hampir seabad, Mochtar masih aktif berkegiatan, daya ingatnya kuat dan bertutur dengan lancar.
Baca Juga: Duitnya Gak Berseri, Keluarga Riady Beli Ratusan Juta Saham LPKR
Dulu sebelum sesukses sekarnag, Mochtar sempat diminta mengurus sebuah toko kecil yang dalam tiga tahun berhasil membuat toko mertuanya menjadi yang terbesar di kota Jember.
Namun, cita-cita sebagai bankir telah ia pendam sejak usia 10 tahun. Sayang, ayahnya tidak mendukung profesi bankir lantaran profesi itu hanya untuk orang kaya, sedangkan keluarga mereka saat itu sangat miskin.
Cita-citanya yang sangat ingin menjadi seorang bankir membuatnya untuk memutuskan pergi ke Jakarta pada tahun 1954, walaupun saat itu dia tidak memiliki seorang kenalan pun dan ditentang oleh keluarganya. Mochtar berprinsip jika sebuah pohon ditanam di dalam pot atau di dalam rumah tidak akan pernah tinggi, namun akan terjadi sebaliknya bila ditanam di sebuah lahan yang luas.
Berkat keuletannya, Mochtar yang semula bekerja di sebuah CV, Mochtar pun akhirnya bisa bekerja sebagai bankir meski tidak memiliki pengalaman sekalipun. Bahkan di Bank Kemakmuran, Mochtar berhasil meyakinkan Andi Gappa hingga ia ditunjuk menjadi direktur di bank yang bermasalah tersebut.
Karena tak memiliki pengalaman, Mochtar Riady tak paham apapun soal perbankan. Akhirnya ia pun belajar dari bagian kliring, cash, dan checking account. Selama sebulan penuh, Mochtar Riady belajar dan akhirnya ia pun mengerti tentang proses pembukuan, dan setelah membayar seorang guru privat, ia akhirnya mengerti apakah itu akuntansi. Maka mulailah dia menjual kepercayaan, hanya dalam setahun Bank Kemakmuran mengalami banyak perbaikan dan tumbuh pesat.
Kini, Mochtar Riady dikenal sebagai bankir andal. Bahkan Hermawan Kertajaya menjulukinya sebagai bankir yang pemikir. Ia pernah mengonsolidasikan Bank Buana dan Bank Panin, ikut membesarkan Bank BCA, hingga akhirnya mendirikan Lippo Bank.
Dari industri perbankan, bisnis Lippo pun merambah ke berbagai sektor, terutama properti. Lippo Group kini memiliki lebih dari 50 anak perusahaan. Jumlah seluruh karyawannya diperkirakan lebih dari 50 ribu orang. Aktivitas perusahaannya tidak hanya di Indonesia, tetapi juga hadir di kawasan Asia Pasifik, terutama di Hong Kong, Guang Zhou, Fujian, dan Shanghai.
Lippo Group bermula ketika Mochtar Riady yang memiliki nama asli Lie Mo Tie membeli sebagian saham di Bank Perniagaan Indonesia milik Haji Hasyim Ning pada 1981. Waktu dibeli, aset bank milik keluarga Hasyim telah merosot menjadi hanya sekitar Rp16,3 miliar.
Mochtar sendiri pada waktu itu tengah menduduki posisi penting di Bank Central Asia, bank yang didirikan oleh keluarga Liem Sioe Liong. Ia bergabung dengan BCA pada 1975 dengan meninggalkan Bank Panin.
Di BCA, Mochtar mendapatkan share sebesar 17,5 persen saham dan menjadi orang kepercayaan Liem Sioe Liong. Aset BCA ketika Mochtar Riady bergabung hanya Rp 12,8 miliar. Mochtar baru keluar dari BCA pada akhir 1990 dan ketika itu aset bank tersebut sudah di atas Rp5 triliun.
Saat ini Lippo Group memiliki 5 area bisnis utama yaitu jasa keuangan yang meliputi perbankan, investasi, asuransi, sekuritas, manajemen aset dan reksadana. Lalu properti dan urban development, Lippo tidak hanya membangun perumahan, tetapi suatu kota yang lengkap dengan berbagai infrastruktur.
Seperti Lippo Cikarang, Bekasi di timur Jakarta, Bukit Sentul, Bogor di selatan Jakarta, dan Lippo Karawaci, Tangerang di barat Jakarta, para penghuni bisa mengakses TV Cable sekaligus fasilitas internet.
Selanjutnya, pembangunan infrastruktur seperti pembangkit tenaga listrik, produksi gas, distribusi, pembangunan jalan raya, pembangunan sarana air bersih, dan prasarana komunikasi. Lalu Lippo Industries yang meliputi industri komponen elektronik, komponen otomotif, industri semen, porselen, batu bara dan gas bumi.
Terakhir, bidang jasa-jasa yang meliputi teknologi informasi, bisnis ritel, rekreasi, hiburan, hotel, rumah sakit, dan pendidikan. Ada Rumah Sakit untuk kelas atas, Sekolah Pelita Harapan yang biayanya menggunakan dolar AS serta ekstra kurikuler seperti pelajaran musik, berkuda dan ilmu komputer dan guru-guru yang didatangkan dari Amerika.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami
Tag Terkait: