Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ke Bali, Garuda Indonesia Cuma Diisi 20 Penumpang

Ke Bali, Garuda Indonesia Cuma Diisi 20 Penumpang Pesawat udara terparkir di kawasan Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali, Rabu (4/4). Pengembangan Bandara Ngurah Rai seperti perluasan apron, penambahan rapid exit taxiway, perluasan dan penambahan jumlah loket check-in internasional ditargetkan selesai pada bulan September mendatang untuk menyambut penyelenggaraan IMF-World Bank Annual Meeting 2018. | Kredit Foto: Antara/Fikri Yusuf
Warta Ekonomi, Jakarta -

Direktur Utama Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra, menjelaskan kondisi terkini terkait penerbangan sejak dilonggarkannya PSBB dan memasuki era new normal. Menurutnya, kinerja industri penerbangan belum mengalami perubahan siginifikan hingga kini sebab masyarakat masih enggan bepergian terutama ke tempat tujuan wisata, begitu juga tempat wisata yang dituju masih membatasi pendatang untuk mencegah penularan Covid-19.

Mantan dirut PT INTI itu mengatakan, sebelum pandemi Covid-19 merajalela, pihaknya melayani 16 penerbangan tujuan Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali, setiap harinya. Namun, saat ini maskapai pelat merah tersebut hanya melayani satu penerbangan setiap harinya dengan jumlah penumpang maksimal 20 orang.

Baca Juga: Kepakan Garuda Indonesia Agar Tetap Terbang Tinggi

"Kita punya penerbangan sebelum corona ini sampai 16 kali sehari. Hari ini hanya satu (penerbangan) dan diisi hanya 15 sampai 20 orang saja," kata Dirut Garuda Indonesia dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi X DPR RI, Selasa (7/7/2020).

Untuk meningkatkan minat bepergian, Irfan menyatakan pihaknya akan berkoordinasi dengan pemerintah daerah untuk merelaksasi ketentuan masuk para pendatang. Sebab, saat ini pemerintah daerah tujuan wisata seperti Bali mewajibkan pendatang memiliki hasil tes PCR sebelum datang ke sana. Hal ini dinilai membuat orang-orang mengurungkan niat untuk bepergian.

"Kita kerja sama dengan para Pemda untuk berikan relaksasi untuk masuk ke daerah masing-masing," ujar Irfan.

Irfan menambahkan, di tengah kondisi yang masih dibayang-bayangi wabah Covid-19, pesawat hanya diisi oleh mereka yang memang harus berpergian. Saat ini, penumpang pesawat didominasi oleh mereka yang memiliki kepentingan pergi, misalnya pekerjaan atau bisnis.

"Ada tiga tipe penumpang yang naik pesawat Garuda. Pertama dia memang harus terbang, urusan kewajiban kantor, dinas. Kedua mereka yang keperluannya sosialisasi. Ketiga mereka yang keperluannya berlibur. Hari ini yang terbang adalah yang memang harus terbang," tambah Irfan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Mochamad Rizky Fauzan
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: