Menanggapi ini, Corporate Secretary PT Mandiri Syariah Ahmad Reza masih melihat perkembangan yang ada. Sebab, hal itu baru saja disampaikan pemerintah, yang diyakininya akan ada berbagai kajian guna memastikan semua berjalan dengan baik.
"Saat ini kami masih menunggu arahan lebih lanjut. Tapi pada intinya, kami menyambut positif rencana Menteri BUMN. Dan Mandiri Syariah akan senantiasa mengikuti keputusan pemegang saham dalam hal ini Bank Mandiri. Tentunya ini baik dalam meningkatkan kinerja bank syariah ke depannya," kata Reza saat dihubungi.
Diakuinya, segala proses yang meliputi konsolidasi, pembenahan dan penguatan BUMN bukan hal yang baru dan menjadi prioritas dari Kementerian BUMN.
Untuk itu, sebagai anak usaha salah satu BUMN, pihaknya percaya upaya tersebut guna memperkuat BUMN demi kemajuan dan kemashlahatan umat.
"Perbankan syariah ini kan lebih kepada financial justice dan stability in investment, jadi kadar reseliensinya cukup tinggi terhadap volatilitas ekonomi. Perbankan syariah pun banyak memberikan pembiayaan ke sektor riil, menghindari spekulatif dan mengedepankan prinsip bagi hasil," jelasnya.
Reza juga memastikan, rencana merger yang bakal dilakukan pada Februari 2021 masih memiliki banyak waktu dan kesempatan. Pihaknya tetap akan fokus menjalankan segala program perusahaan secara baik. "Pokoknya yang terbaik untuk nasabah dan umat," cetusnya.
Untuk diketahui, Mandiri Syarah per kuartal I-2020 mencatat total aset Rp114 triliun dengan total ekuitas Rp9,61 triliun. Sementara layanan digitalnya per Juni 2020 naik 29,15 persen yoy atau sebanyak 55 juta transaksi.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: