Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Mau Investasi Jangka Panjang, Ini saat Tepat Masuk ke Pasar Modal

Mau Investasi Jangka Panjang, Ini saat Tepat Masuk ke Pasar Modal Kredit Foto: Freepik
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pada level lndeks Harga Saham Gabungan (IHSG) saat ini pasar saham menawarkan potensi menarik bagi investor yang memiliki horizon investasi jangka panjang.

Chief Economist & Investment Strategist PT Manulife Aset Manajemen Indonesia, Katarina Setiawan, menyatakan bahwa pasar belum memperhitungkan (pricing-in) potensi perbaikan ekonomi dan kinerja emiten di 2021.

“Per akhir Juni 2020 IHSG mencatatkan kinerja -22,1% year-to-date, kinerja tersebut mengindikasikan kalau pasar sudah memperhitungkan potensi pelemahan fundamental emiten tahun ini di mana konsensus pasar memperkirakan laba emiten IHSG akan mengalami kontraksi 22% di 2020,” katanya dalam keterangan resmi di Jakarta, Senin (13/7/2020).

Baca Juga: Akhir Sesi II, IHSG Terapresiasi 0,66%

Di sisi lain, konsensus pasar memperkirakan laba emiten berpotensi membaik di 2021 dengan pertumbuhan 24%, faktor ini sepertinya belum diperhitungkan dalam level IHSG saat ini sehingga masih memberi potensi upside bagi investor. “Ke depannya, kesuksesan pemerintah mengatasi pandemi selama periode ‘new normal ’ menjadi faktor penting dalam mendorong kinerja pasar saham,” tambahnya.

Baca Juga: Masuki New Normal, Lima Investasi Menarik Ini Wajib Dilirik

Dengan kondisi ini, reksa dana saham akan memiliki tendensi volatilitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan obligasi yang cenderung lebih stabil. Oleh karena itu bagi investor yang mengutamakan stabilitas, reksa dana obligasi dapat menjadi pilihan, sementara bagi investor yang memiliki jangka waktu investasi panjang, mencari potensi upside lebih agresif, dan dapat mentolerir volatilitas tinggi dapat mempertimbangkan reksa dana saham sebagai pilihan.

“Kebutuhan investasi dan tolerasi risiko tiap investor berbeda, dan oleh karena itu pemilihan instrumen investasi sebaiknya disesuaikan dengan profil risiko dan kebutuhan masing-masing,” pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri

Bagikan Artikel: