Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Inovasi Dosen IPB: Sabun Cair Sawit Cegah Covid-19 Tanpa Iritasi

Inovasi Dosen IPB: Sabun Cair Sawit Cegah Covid-19 Tanpa Iritasi Kredit Foto: Universitas Pertamina
Warta Ekonomi, Jakarta -

Saat ini kasus penyebaran virus Covid-19 sudah semakin luas, hampir seluruh wilayah di Indonesia telah terjangkit oleh virus ini. Berbagai upaya dilakukan untuk mencegah dan memperlambat penyebaran virus tersebut.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan tenaga medis di seluruh dunia menyarankan masyarakat supaya rajin mencuci tangan setidaknya selama 20 detik. Berdasarkan informasi, mencuci tangan dengan sabun selama 20 sampai 30 detik lebih efektif membersihkan bakteri, kuman, termasuk virus, dibandingkan dengan hand sanitizer.

Kegiatan mencuci tangan merupakan hal penting dalam pencegahan penyebaran virus Covid-19 ini terutama menggunakan sabun yang dilengkapi dengan antibakteri. Namun, beberapa bahan kimia yang digunakan sebagai bahan sabun antibakteri seperti benzalkonium klorida, chloxylenol, sodium hyphochlorite, dan chlorhexidine dapat menyebabkan iritasi pada kulit apabila digunakan dalam jumlah yang berlebihan.

Baca Juga: Penantian Panjang Vaksin Covid-19 Segera Berakhir Bulan Depan

Untuk itu, dosen IPB, Prof Dr Erliza Hambali dan tim sedang berinovasi untuk menghasilkan liquid soap berbahan surfaktan sawit dengan bahan antibakteri asap cair hasil proses pirolisis tempurung kelapa.

Inovasi yang akan dihasilkan tersebut akan dikerjakan bersama tim terdiri dari Dr Mahdi Jufri (Universitas Indonesia), Dr Tri Pandji (PT Riset Perkebunan Nusantara), Rista Fitria (Pusat Penelitan Surfaktan dan Bioenergi IPB), Dr Wulan Tri Wahyuni S (Pusat Studi Biofarmaka Tropika IPB), Dr Mira Rivai (Pusat Studi Surfaktan dan Bioenergi IPB), dan Ari Imam Sutanto (PT Golden Surfaktan Indonesia).

Prof Erliza menerangkan, liquid soap antibakteri akan dibuat menggunakan bahan yang ramah lingkungan, terbarukan, serta tersedia secara kontinu dan melimpah. Bahan tersebut antara lain surfaktan metil ester sulfonat (MES) dari minyak sawit, surfaktan dietanolamida berbasis palm kernel oil (PKO) atau coconut oil (CNO) dan gliserol dari sawit.

Produk yang dibuat juga menggunakan bahan aktif antibakteri yang aman serta ramah bagi lingkungan yang berasal dari asap cair hasil proses pirolisis tempurung kelapa. Asap cair tempurung kelapa diketahui mengandung senyawa fenolik, seperti fenol, 2-metoksifenol (guaiakol), 3,4-dimetoksifenols, dan 2-metoksi-4-metilfenol.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: