"Tim proyek juga telah memberlakukan mekanisme Work From Home (WFH) untuk pekerja di kantor proyek dan meminimalkan jumlah pekerja di site untuk mengutamakan kesehatan. Sedangkan kontraktor EPCI PT Meindo Elang Indah, selain memberlakukan 50% WFH untuk pekerja di Jakarta, juga mempertahankan jumlah pekerja di site yang diperlukan untuk penyelesaian tahap pekerjaan ini," ujar Budiman, Rabu, (22/7/2020).
Dimulainya tahap pabrikasi (First Cut) di September 2019, milestone pengembangan Lapangan KLD diharapkan memenuhi on time, on budget, on scope dan on return (OTOBOSOR) dan tentunya tetap mengedepankan aspek keselamatan, kesehatan, dan lindung lingkungan dalam pelaksanaannya.
"Lapangan tua adalah tantangan tersendiri. Mengurangi natural decline tentunya membutuhkan strategi khusus, yang kami lakukan dengan pengembangan lapangan KLD adalah langkah nyata PHE, khususnya PHE ONWJ untuk mengejar target produksi," tutur Budiman.
GM PHE ONWJ Cosmas Supriatna menambahkan, perjalanan menuju lokasi pemasangan akan memakan waktu selama sekitar 10 hari sehingga diperkirakan di Agustus pemasangan Anjungan KLD yang terdiri atas pile, jacket, dan topside termasuk boat landing anjungan sudah dapat dilakukan. Diharapkan pengembangan Lapangan KLD sesuai dengan timeline.
Proyek dengan alokasi biaya US$35,42 juta dengan potensi cadangan mencapai 1,6 mmbc/30,7 BCF (6,9 MMBOE) diharapkan lebih cepat dari rencana awal di kuartal I 2021. Sehingga nantinya dua sumur di Lapangan KLD bisa menyumbang tambahan migas sebesar 500 BCPD dan 15 MMSCFD, produksi dari Lapangan KLD akan digunakan seluruhnya untuk kepentingan dalam negeri sehingga menjadi pendorong roda perekonomian industri di sekitar wilayah kerja PHE ONWJ.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Mochamad Rizky Fauzan
Editor: Rosmayanti