Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Gilak! Ada Lonjakan Serangan Siber, 375 Ancaman Baru per Menit

Gilak! Ada Lonjakan Serangan Siber, 375 Ancaman Baru per Menit Kredit Foto: Kaspersky
Warta Ekonomi, Jakarta -

McAfee, perusahaan keamanan siber perangkat-ke-komputasi awan, menerbitkan hasil studi penelitian terbaru berjudul McAfee Covid-19 Threat Report: July 2020 yang membahas aktivitas kejahatan siber terkait masa pandemi Covid-19 dan evolusi dari ancaman siber pada kuartal pertama 2020.

Dalam studi tersebut, McAfee Labs melihat adanya 375 ancaman baru per-menit dan melesatnya jumlah penjahat siber yang membuat aplikasi "jahat", kejahatan phishing, menanam malware bertemakan Covid-19 dan masih banyak lagi. Jumlah malware baru yang bernama PowerShell menanjak hingga 688% selama periode kuartal ini dengan total jumlah malware mencapai 1,902% selama 4 kuartal terakhir. Insiden yang mengancam sektor publik, individu, pendidikan, dan manufaktur juga mengalami peningkatan dengan hampir 47% dari kasus tersebut dilaporkan terjadi di Amerika Serikat.

Baca Juga: Ternyata... Ini Tantangan Utama Keamanan Siber di Indonesia

Raj Samani, McAfee Fellow and Chief Scientist, menyebut bahwa sampai saat ini, tema kejahatan siber yang terjadi pada tahun 2020 didominasi oleh topik adaptasi cepat para penjahat siber dalam mengeksploitasi pandemi Covid-19 dan dampak dari serangan siber ini cukup besar. Dimulai dari serangkaian kejahatan phishing dan aplikasi "jahat" secara cepat telah berevolusi menjadi URL-URL berbahaya yang memenuhi dunia maya.

"Para penjahat siber juga menggunakan rasa ingin tahu netizen tentang berita Covid-19 sebagai jalan masuk ke sistem-sistem operasi di seluruh dunia," ujar Raj.

Di setiap kuartal, McAfee melakukan penilaian terhadap kondisi ancaman siber di dunia maya berdasarkan riset yang mendalam, analisa investigasi, dan data ancaman yang diperoleh dari komputasi awan McAfee Global Threat Intelligence menggunakan lebih dari satu miliar sensor yang mampu mendeteksi berbagai ancaman yang ada.

Dari hasil penelitian terungkap, pelaku kejahatan siber telah mengeksploitasi pandemi Covid-19. Peneliti dari McAfee menemukan bahwa ancaman seputar tema pandemi Covid-19, seperti tes, perawatan, pengobatan, dan topik kerja dari rumah, merupakan hal yang lumrah digunakan oleh penjahat siber untuk menjebak netizen agar mengklik tautan, mengunduh dokumen, atau membuka file PDF yang berpotensi berbahaya.

Untuk melacak jejak dari aktivitas tersebut, McAfee Advanced Programs Group (APG) telah menerbitkan Covid-19 Threat Dashboard yang berisikan daftar ancaman siber teratas yang berkedok tema pandemi, bisnis, dan negara yang menjadi target utama, serta jenis dan volume ancaman yang paling sering digunakan dari waktu ke waktu. Laman ini selalu diperbaharui setiap pukul 3 WIB dini hari. Informasi lebih lanjut ada di: McAfee APG Covid-19 Threat Dashboard.

Patrick Flynn, Head of McAfee APG menambahkan, keamanan siber tidak memiliki pemecahan masalah yang sama untuk setiap kasus, masing-masing organisasi memiliki persyaratan dan tujuan yang unik dan spesifik dalam menyelesaikan masalah. Namun, McAfee Covid-19 Threat Dashboard menggunakan data untuk menciptakan sistem intelijen yang dianalisis secara tepat sehingga pengguna dapat memahami aspek dari ancaman dan memberi informasi tentang potensi ancaman sebelum menjadi kejahatan siber.

Sepanjang periode kuartal pertama tahun 2020, angka kasus ransomware baru menurun 12% pada kuartal pertama, tapi total kasus ransomware meningkat sebesar 32% selama 4 kuartal terakhir. McAfee Advanced Threat Research (ATR) mengamati bahwa pelaku kejahatan siber lebih fokus pada sektor di mana komitmen waktu dan integritas pekerja merupakan hal yang sangat penting, seperti di perusahaan manufaktur, hukum, dan konstruksi.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Agus Aryanto
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: