"Meskipun Penggugat dan banyak pengguna berulang kali meminta agar YouTube mengambil tindakan tepat waktu untuk mengakhiri penipuan bitcoin ini, YouTube berulang kali menunda atau menolak untuk melakukannya," bunyi gugatan itu.
Meski demikian, YouTube mengakui telah menanggapi secara serius penyalahgunaan pada platform video tersebut.
"Kami menganggap serius penyalahgunaan platform kami, dan mengambil tindakan cepat ketika kami mendeteksi pelanggaran kebijakan kami, seperti penipuan atau peniruan," kata juru bicara YouTube dalam sebuah pernyataan kepada The Verge.
Sebagaimana diketahui, sebelumnya akun Twitter para miliarder dunia dan politikus AS telah diretas oleh hacker. Peretas menggunakan akun untuk memberikan hadiah penipuan, mengklaim pengguna yang mengirim bitcoin ke alamat yang disediakan akan menerima dua kali lipat jumlah yang dikembalikan. Penipuan ini diyakini telah menghasilkan hampir USD120.000 (Rp1,7 miliar).
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami
Tag Terkait: