Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

China Klaim Sukses Kendalikan Laut China Selatan, Benarkah?

China Klaim Sukses Kendalikan Laut China Selatan, Benarkah? Kredit Foto: Reuters/Thomas Peter

Pemegang kendali kawasan

Saat ini Australia dan negara-negara kawasan telah menerima fakta jika Beijing pada dasarnya memegang kendali militer atas Laut China Selatan, dan upaya menantang kewenangan mereka justru dapat memperkuat pandangan ini.

Menhan AS Mark Esper memperingatkan negaranya akan terus melakukan FONOPS yang bertentangan dengan klaim teritorial Beijing.
"Pada tahun 2019 kami menggelar Operasi Kebebasan Pelayaran terbesar di Laut China Selatan dalam 40 tahun program FONOPS. Kami akan tetap melakukannya tahun ini," tegasnya.

Bukan rahasia lagi di Canberra bila Amerika menginginkan Australia untuk menggelar FONOPS juga, meski hal itu tidak menjadi agenda pemerintah federal.

Sebaliknya ADF berkomitmen membangun kemitraan regional dan berharap bahwa Australia akan diundang kembali dengan latihan militer Malabar yang melibatkan AS, India dan Jepang.

Kalangan pejabat menyebutkan adanya tanda-tanda positif mengenai hal ini. Meskipun latihan yang disebut "Quad" secara simultan digelar oleh AS dengan Australia dan Jepang dan secara terpisah dengan India.

Kini perhatian dunia beralih ke seberapa cepat Beijing bisa membangun Zona Identifikasi Pertahanan Udara (ADIZ) atas wilayah yang dipersengketakan, untuk memantau dan mengendalikan pesawat asing.

Laporan dari China menyebutkan perencanaan untuk ADIZ di perairan itu sudah matang, mirip dengan yang diumumkan Beijing untuk Laut China Timur pada 2010, dan diterapkan pada 2013.

Sementara itu, kehadiran Angkatan Laut AS di wilayah semakin dikhawatirkan akan meningkatkan ketegangan yang dapat memicu konflik fisik.

"Secara umum kemungkinan meletusnya konflik di Laut China Selatan kian meningkat," kata Richard McGregor.

Bila dua negara adikuasa berhadap-hadapan di kawasan ini, Angkatan Bersenjata Australia sangat menyadari kesalahan sekecil apapun dapat memiliki konsekuensi yang sangat besar.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: