Bahkan, selain itu, Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta juga mengakui di beberapa titik volume kendaraan lebih padat dari sebelum pandemi.
Karena begitu, ia mengatakan kendaraan pribadi lebih aman dibandingkan angkutan umum untuk digunakan bepergian.
Terlebih lagi angka penularan harian virus corona Covid-19 di Jakarta makin tinggi, mencapai hampir 400 orang setiap harinya.
Lanjutnya, ia menganggap kebijakan yang diambil ini bertentangan dengan semangat memutus mata rantai penyebaran Covid-19.
“Lalu lintas memang mulai macet, tapi pandemi Covid-19 belum terkendali. Bahkan saat ini kondisinya jauh lebih parah jika dibandingkan dengan masa PSBB. Jika ganjil genap diberlakukan, maka akan semakin banyak warga Jakarta yang berdesak-desakan di transportasi umum. Kebijakan ini sangat membingungkan,” tukasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil