Apa Alasan Australia Berani Pasang Badan Hadapi China di LCS?
Pada 13 Juli 2020 lalu, Departemen Luar Negeri Amerika Serikat mengeluarkan pernyataan keras tentang masalah Laut China Selatan, yang isinya menyangkal klaim China.
Sementara, pada 22 Juli 2020, AS memerintahkan China untuk menghentikan semua operasi di konsulatnya di Houston. China menanggapi dengan baik dan memerintahkan penutupan konsulat AS di Chengdu.
Baca Juga: AS Jangan Banyak Tingkah di LCS, Atau China Bakal Lakukan...
Cukup menarik tetapi tidak mengagetkan, Australia --sekutu penting AS di kawasan Asia-Pasifik-- kepada Sekjen PBB pada 23 Juli 2020 lalu, mengatakan bahwa menolak klaim apa pun, termasuk “hak bersejarah” atau “hak dan kepentingan maritim” di Laut China Selatan oleh China yang tidak sesuai dengan Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tahun 1982 tentang Hukum Laut.
Dalam pernyataannya kepada PBB, seperti dalam laporan South China Morning Post yang dikutip Warta Ekonomi, Senin (3/8/2020), Australia mengatakan tidak ada dasar hukum bagi China untuk menarik garis lurus di sekitar kepulauan lepas pantai di Laut China Selatan.
Sebagai negara yang tidak mengklaim dan ekstrateritorial, Australia telah lama prihatin dengan kebebasan navigasi dan perdamaian dan stabilitas di Laut China Selatan, dengan bersikap netral.
Namun, dalam beberapa tahun terakhir, sikap Canberra terhadap masalah Laut China Selatan telah berubah secara signifikan.
Di bawah Scott Morrison, Australia mengambil posisi yang lebih tinggi, memasang posisi intervensi. Pada tingkat diplomatik, Australia telah meningkatkan kekhawatiran tentang kegiatan China di Laut China Selatan dalam beberapa tahun terakhir.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Muhammad Syahrianto
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: