Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Gotong Royong UMKM: Kunci Ketahanan Ekonomi di Masa Pagebluk

Gotong Royong UMKM: Kunci Ketahanan Ekonomi di Masa Pagebluk Wahab Afwan, Managing Director Energy+ Indonesia Marketing Communicatin Hub | Kredit Foto: Agus Aryanto
Warta Ekonomi, Jakarta -

Di tengah pelambatan ekonomi dan ancaman resesi akibat pandemi Covid-19, sektor UMKM dan koperasi kini diharapkan bisa menjadi pilar utama untuk menggerakkan dan menggairahkan ekonomi nasional.

Melalui kebijakannya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah memerintahkan untuk mempercepat pemberian relaksasi dan bantuan likuiditas kepada koperasi dan UMKM agar mereka bangkit kembali menjadi aktor utama penggerak ekonomi nasional.

Bantuan likuiditas untuk sektor koperasi dan UMKM itu senilai total Rp123,46 triliun yang merupakan bagian dari anggaran program pemulihan ekonomi secara nasional. Selain bantuan likuiditas, anggaran untuk menggerakkan sektor ekonomi kecil dan menengah juga disalurkan melalui program subsidi bunga kredit usaha rakyat (KUR), serta penempatan dana pemerintah di bank-bank swasta untuk restrukturisasi kredit UMKM dan koperasi.

Baca Juga: Indonesia Gandeng Inggris Percepat Ekonomi Rendah Karbon

Baca Juga: Doa Jokowi: Semoga Belanja Pemerintah Selamatkan Ekonomi Kita

Menanggapi kebijakan itu, Wahab Afwan, Managing Director Energy+ Indonesia Marketing Communicatin Hub, mengatakan, kebijakan itu telah sesuai dengan yang diharapkan. Menurutnya, kontribusi sektor UMKM terhadap ekonomi nasional mencapai 60% dan menyerap sekitar 90% pasar tenaga kerja. Sehingga kebijakan itu sudah sesuai sasaran.

"Gotong royong UMKM merupakan kunci ketahanan ekonomi nasional di masa pandemi seperti sekarang. Kebijakan itu diharapkan bisa menggairahkan kembali usaha di sektor ini," ujar Wahab di Jakarta dalam keterangan tertulis, Senin (3/8/2020).

Menurut Wahab, yang juga calon peserta pendidikan Lemhannas RI, dirinya bersama dengan Energy+ Indonesia Marketing Communication Hub, akan turut berkontribusi langsung dalam program nasional untuk menggerakan kembali sektor ekonomi UMKM ini.

Energy+ akan menyediakan program yang membantu UMKM-UMKM terdampak dengan cara memberikan business solution melalui strategy marketing yang adaptif melalui kolaborasi hub antar-UMKM, dari supply chain sampai dengan sales/marketing dan distribusi produk.

Diharapkan kolaborasi hub antar-UMKM ini bisa mengurangi loss revenue dan meningkatkan kembali performa UMKM tersebut. Sehingga UMKM bisa meningkatkan kembali bisnisnya untuk menopang kebangkitan ekonomi nasional.

"Situasi pandemi Covid-19 yang berkepanjangan akan sangat memukul perekonomian nasional, dan banyak yang akan terdampak termasuk UMKM. Oleh karena itu semua elemen harus bergerak cepat dan adaptif agar bisa bertahan di kondisi apa pun. Diharapkan solusi kolaborasi hub antar-UMKM akan membantu ketahanan ekonomi nasional," ujar Wahab.

Data terhimpun dari berbagai sumber, sektor UMKM di Indonesia saat ini berkontribusi besar terhadap produk domestik bruto (PDB). Sektor UMKM menyumbangkan hingga Rp8.573,9 triliun ke PDB Indonesia pada 2018 atau sekitar 57,8% terhadap PDB keseluruhan. Selain itu, sektor UMKM mempekerjakan sebanyak 116.978.631 orang atau 97% dari total tenaga kerja Indonesia.

Hingga saat ini, jumlah UMKM di seluruh Indonesia sebanyak 64.194.057 unit usaha atau 99,99% dari total unit usaha di Indonesia. Dengan data ini, bisa diperkirakan betapa besar dan berpengaruhnya sektor UMKM bagi pergerakan ekonomi nasional.

Dengan potensi ekonomi sebesar itu, gotong royong sektor UMKM merupakan solusi dan kunci bagi ketahanan ekonomi nasional. Apalagi di masa pandemi yang masih belum tahu kapan akan berakhir.

Energy+ juga akan mendukung UMKM untuk masuk ke dalam ekosistem digital yang saat ini baru sekitar 12% dari total 64 juta UMKM di Indonesia.

"Hal ini juga dalam rangka mendukung program presiden Jokowi #BanggaBuatanIndonesia," tambah Wahab.

Kebijakan bantuan likuiditas kepada sektor UMKM, kata Wahab, setidaknya akan mencegah peningkatan tajam angka pengangguran, pemutusan hubungan kerja, dan kemiskinan.

Dia berharap kebijakan itu bisa betul-betul menyalurkan bantuan dana tepat sasaran dan tidak sampai dikorupsi. Dengan konsep gotong royong ekonomi nasional, diharapkan semua bisa terlaksana dan terkoordinasi dengan baik dan tepat sasaran.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Agus Aryanto
Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: