Peneliti Insititut Riset Indonesia (Insis), Dian Permata menilai ratusan tokoh yang tergabung dalam Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI), hanya bertugas untuk mengawasi dan menjaga pemerintah agar tetap di jalurnya.
“Model gerakan bukan bertujuan untuk makar. Sebaliknya, justru gerakan bertugas menjewer aparatur negara yang menyimpang dari sebuah cita-cita pembangunan bangsa Indonesia,” ujarnya, Selasa (4/8/2020).
Baca Juga: GNPF Ulama, FPI, dan PA 212, Mau Gabung Koalisi Din Cs?
Lanjutnya, ia meminta pemerintah tidak perlu resisten terhadap gerakan tersebut. “Dengar dulu, kunyah-kunyah kemudian. Model gerakan ini sudah tumbuh jauh sebelumnya. Petisi 50, contohnya. Jika tidak bersalah dan bersih mengapa harus grogi dan risih hadirnya gerakan ini?” kata Dian.
Ditambahnya, pemerintah seharusnya melayani gerakan KAMI sebagai bagian dari perkembangan masyarakat sipil.
“Jadi melayani gerakan ini cukup buka telinga dengan lebar dan jangan dibuat baper hingga berujung teror. Justru masyarakat harus berterimakasih atas hadirnya gerakan ini. Pemerintah mendapat perhatian khusus,” jelas Dian.
“Orang-orang yang ada di gerakan ini juga bukan tipikal kaleng-kaleng atau unyu-unyu. Mereka punya sejarah panjang dalam merespons setiap gejolak yang ada di republik ini,” tukasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil