Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pasang Bendera, Publik Lebanon Ngamuk: Israel Munafik

Pasang Bendera, Publik Lebanon Ngamuk: Israel Munafik Kredit Foto: Flash90/Miriam Alster

Ali Shaib, seorang jurnalis untuk Al-Manar, outlet berita Hizbullah di Lebanon selatan, mem-posting gambar Beirut dalam reruntuhan setelah Perang Lebanon Kedua antara Israel dan pasukan Hizbullah.

"Puncak penghinaan dan kemunafikan," tulis dia. "Musuh Zionis mengubah kota dan desa kami menjadi reruntuhan dan melakukan pembantaian terhadap perempuan dan anak-anak, dan sekarang sedang menunggangi gelombang solidaritas kemanusiaan!," lanjut dia.

"Musuh Israel adalah musuh yang sama yang bertanggung jawab atas pembantaian di desa Kana," tulis pengguna Twitter lainnya, yang menggunakan tagar "Kami tidak menginginkanmu".

Pengguna Twitter yang lain men-tweet-kan foto yang diedit dari Balai Kota Tel Aviv, di mana bukan gambar bendera Lebanon, melainkan anak-anak Lebanon yang tewas dalam pemboman Israel yang diproyeksikan.

"Nyalakan gedung dengan pembantaian yang Anda lakukan," tulis dia."Beri tahu seluruh dunia."

Beberapa pengguna Twitter bahkan mengambil kesempatan untuk menyalahkan Israel atas ledakan di Beirut. "Itu adalah intelijen yang salah yang menyebabkan pemboman atas apa yang mereka (Israel) anggap sebagai gudang senjata Hizbullah!" tulis seorang pengguna. "Sekarang mereka merasa bersalah dan mesra!"

Komentar kasar juga ditulis di akun Twitter Kementerian Luar Negeri, di mana gambar asli balai kota diunggah pada Rabu malam.

Respons agresif terutama datang dari aktivis yang mendukung apa yang disebut publik Arab sebagai "poros perlawanan", yang menggabungkan rezim dan organisasi yang paling bermusuhan terhadap Israel.

"Langit Tel Aviv, sekarang diterangi oleh bendera Lebanon, akan diterangi oleh rudal dari Lebanon," tulis seorang pengguna Twitter.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: