Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Oh Rupanya Ini Alasan AS Ogah Tanam Investasi di Indonesia

Oh Rupanya Ini Alasan AS Ogah Tanam Investasi di Indonesia Kredit Foto: Antara/Sigid Kurniawan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pandemi Covid-19 telah membuat ekonomi di seluruh dunia terganggu, begitupun dengan pertumbuhan investasi di Indonesia.

Former General Counsel of United States Agency for International Development (USAID) atau mantan Penasihat Umum Lembaga Pengembangan Internasional Amerika Serikat (AS) John Gardner mengungkapkan penyebab perusahaan AS kesulitan berinvestasi di Indonesia.

Hal ini dikarenakan banyaknya regulasi di pemerintahan yang harus dilalui para investor agar mendapatkan izin menanamkan modal.

Baca Juga: RI Mendekat Lubang Resesi, Apa Siasat Erick Thohir?

Baca Juga: Bitcoin dan Emas, Komoditas yang Gak Mempan Diterpa Krisis

"Sebuah data menunjukkan bahwa regulasi di Indonesia tidak mendukung perusahaan-perusahaan AS untuk berinvestasi di Indonesia kalau mau dilihat seperti ini kita mau investasi, tapi harus izin ke sini, lalu ada lagi perizinannya ke sini," ujar Gardner dalam webinar belum lama ini.

Dia mengatakan, adanya pengurangan regulasi dan pemetaan rantai pasok adalah kunci agar Indonesia dapat bersaing dengan negara kompetitor. Dua hal ini akan memberi kepastian pada investor dan supplier sekaligus meningkatkan kemudahan berbisnis di Indonesia.

"Indonesia dapat memanfaatkan momen ini untuk menarik lebih banyak investor asing. Tawarkan nilai proposisi baru bagi Investor asing dengan risiko dan biaya produksi yang lebih rendah," katanya.

Sambung Gardner menambahkan, Indonesia memiliki beberapa tantangan untuk mewujudkan hal tersebut. Menurutnya, regulasi pemerintah dan daerah masih menghambat kemudahan berbisnis di Indonesia. Untuk itu, ia menyarankan agar Indonesia bergerak cepat dalam menangani hal ini.

"Kemudahan berbisnis di Indonesia masih jauh tertinggal dari negara-negara kompetitor akibat regulasi. Saya menyarankan agar Indonesia bergerak lebih cepat untuk mengejar ketertinggalan ini," tandasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: