Ledakan dahsyat di Beirut pada Selasa lalu menimbulkan aksi balas dendam dari masyarakat Lebanon. Menurut mereka, pemerintah harus bertanggung jawab atas ledakan yang menghancurkan sebagian besar ibu kota Lebanon.
Pada Sabtu (8/8/2020) kemarin massa ribuan orang berkumpul melakukan unjuk rasa. Peserta aksi juga mendirikan tiang gantungan di Lapangan Martir, Beirut.
Demonstrasi tersebut berakhir ricuh dan menimbulkan banyak korban luka-luka. Lebih dari 100 pengunjuk rasa terluka dalam bentrokan itu.
Baca Juga: Teriakan Minta Tolong Warga Beirut Menggema, Miris Dengarnya!
Polisi bahkan harus menembakkan gas air mata dan peluru karet kepada ribuan orang yang berkumpul dan menyerukan jatuhnya elit politik negara. "Rakyat ingin rezim jatuh!" salah satu teriakan dari para peserta demontrasi.
Setelah itu para demonstran memasang tiang gantungan, patung para pemimpin politik, termasuk mantan perdana menteri Saad Hariri dan pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah juga ditampilkan. Ini merupakan beberapa tanda kemarahan publik yang paling eksplisit terlihat selama bertahun-tahun.
Polisi menembakkan peluru tajam ke udara untuk membubarkan para pengunjuk rasa. Namun justru ditanggapi dengan melemparkan batu dan menyerang barisan keamanan.
"Kami datang dari Hasbaya sebagai solidaritas dengan Beirut. Kami datang untuk berdiri bersama dalam kesedihan dan menyampaikan belasungkawa atas kehilangan putra dan putri," ujar salah satu pengunjuk rasa, Lina dilansir dari Arab News, Minggu (9/8/2020).
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: