Hagia Sophia Jadi Klaster Baru Turki, Jumlah Kasusnya Tembus...
Kredit Foto: REUTERS/Murad Sezer
"Jika warga biasa juga mendapatkan tes serupa, angka kasus sebenarnya akan lebih tinggi," ujar seorang dokter di sebuah RS di Provinsi Anatolia tengah, Sivas, Turki.
"Jika keadaan terus seperti ini, tidak akan ada seorang pun di rumah sakit yang tidak terinfeksi. Bahkan mungkin ada kekurangan tenaga medis yang mengundurkan diri dari pekerjaan atau menjadi sakit," tambahnya
Sebuah 'daftar panjang' pemimpin dunia Muslim dan Kristen, termasuk Paus Francis, diundang ke doa pengukuhan di Hagia Sophia berdasarkan keterangan dari dr. Ergin Kocyildirim.
"Sepertinya tidak ada dari mereka yang menghadiri salat, tetapi virus corona hadir," kata dr. Ergin Kocyildirim yang merupakan seorang ahli bedah kardiotoraks pediatrik dan asisten profesor di Departemen Bedah Kardiotoraks di Fakultas Kedokteran Universitas Pittsburgh.
Kocyildirim mengatakan kunjungan Presiden Recep Tayyip Erdogan ke Hagia Sophia kemungkinan membuat aturan jarak sosial sulit untuk ditegakkan di dalam landmark karena banyaknya orang yang ingin melihat atau berfoto dengan pemimpin Turki itu.
"Saya yakin gambar-gambar itu membuat banyak profesional perawatan kesehatan merasa kesal, karena langkah tiba-tiba seperti ini dapat merusak upaya selama berbulan-bulan untuk menahan virus," ungkapnya
"Meski kepercayaan butuh waktu untuk dibangun, kepercayaan itu bisa hilang dengan cepat," tambahnya.
Para ahli kesehatan memperingatkan bahwa beberapa provinsi Anatolia sedang menanggung beban pandemi dengan peningkatan tajam kasus-kasus lokal sejak awal Juni, ketika tindakan antipenularan dilonggarkan dan perjalanan antarkota serta upacara pernikahan yang ramai diizinkan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: