Para ahli di China berupaya menenangkan masyarakat dengan menjelaskan bahwa pertama, mutasi tidak serta-merta memengaruhi lokasi target vaksin dan kedua, vaksin eksperimental saat ini biasanya mencakup lebih dari satu lokasi target untuk memastikan kemanjurannya.
Mereka juga mendesak kebijakan antiwabah diperketat, terutama terhadap kasus-kasus impor.
Kalau China gagal mengendalikan pandemi ini, mutasi akan lebih marak di China, demikian Yang.
Dalam penelitian terdahulu, virus yang mengandung D614G telah menyebar di Eropa pada awal Februari dan kemudian membentuk alur penularan di seluruh dunia.
Alur penularan tersebut biasanya bermutasi ke berbagai jenis sel manusia, termasuk sel dari paru-paru, hati dan usus besar. Alur dari Eropa itulah yang pada akhirnya terdeteksi saat kasus gelombang baru wabah COVID-19 ditemukan di Pasar Induk Xinfadi, Beijing, pada Juni, demikian Global Times.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: