Kacau! Sanksi Baru Amerika ke Huawei Buruk Buat Sektor Teknologi
Semakin ketatnya sanksi Amerika Serikat (AS) kepada Huawei berisiko mengganggu rantai pasokan teknologi global, begitu menurut para eksekutif dan ahli di industri.
Mengapa? Melansir Reuters, Selasa (18/8/2020), perluasan pembatasan AS akan memutus akses Huawei ke para produsen chip komersial yang mengolah teknologi AS.
"Ini akan berdampak besar," ujar Kepala Analis di Konsultan ICWise, Gu Wenjun.
Baca Juga: Duh, Jajaran Trump Makin Persulit Huawei Biar Tak Bisa Beli ....
Baca Juga: Akhirnya, Aplikasi Gojek Bisa Dipakai di 4 Negara
Sebelumnya, Jajaran Trump meningkatkan pembatasan terhadap Huawei, Senin (17/8/2020); melarang pemasok menjual chip yang mengandung teknologi AS kepada Huawei tanpa lisensi khusus dari AS. Pembaruan itu menutup celah dalam sanksi sebelumnya.
Wenjun menambahkan, "perluasan sanksi akan menghalangi rencana Huawei untuk mendapatkan chip dengan membelinya dari pihak ketiga."
Di sisi lain, Huawei pekan lalu mengatakan akan berhenti memproduksi chipset Kirin mulai September karena tekanan AS terhadap pemasok terlah berdampak terhadap bisnis HiSilicon--anak usaha Huawei yang merakit chipset.
Pemasok chip juga akan merasakan dampak perluasan pembatasan itu. "Larangan itu bisa melahirkan kemunduran karena mayoritas (pemasok chip) menggunakan perangkat lunak desain AS, dari Cadence Design Systems dan Synopsis, serta Material Terapan," jelas para ahli.
Di Asia, Samsung, SK Hynix, dan MediaTek juga berisiko terpengaruh; menurut pejabat di pemasok teknologi besar Asia yang menolak namanya dipublikasi.
Ia berkata, "manajemen prihatin tentang pembatasan dan sedang meninjau untuk memperhitungkan apakah kami akan terpengaruh?"
Samsung, Hynix, dan Sony menolak berkomentar. Sementara itu, MediaTek mengaku sedang memantau perkembangan terbaru terkait dampak aturan, sambil mematuhinya.
Larangan itu juga berpotensi akan memengaruhi perusahaan AS, seperti Qualcomm, Intel, dan pembuat chip kecil lain di Asia dan Eropa.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Tanayastri Dini Isna
Editor: Tanayastri Dini Isna