Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Anggota Komisi VI DPR, Achmad Baidowi mengapresiasi sejumlah kebijakan Kementerian BUMN di bawah pimpinan Erick Thohir di antaranya holdingisasi BUMN. Dia berharap holdingisasi ini bisa meningkatkan daya saing perusahaan pelat merah.
"Kami mengapresiasi kebijakan yang positif, namun kami di Komisi VI juga mengkritisi jika ada kebijakan yang dinilai kurang tepat,” ujar Baidowi saat menjadi pembicara dalam diskusi virtual "Bersih-bersih BUMN, Benarkah?" yang digelar Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) di Jakarta beberapa waktu lalu.
Baca Juga: Erick Thohir Bakal Rampingkan BUMN Jadi 40 Perusahaan
Baidowi berharap dengan holdingisasi bisa menyatukan potensi BUMN. Dia mencontohkan, negara mempunyai beberapa perusahaan farmasi, namun hanya menguasai 5% pasar nasional. Kalah jauh dengan perusahaan farmasi swasta. Maka dengan adanya holdingisasi BUMN Farmasi dengan PT Bio Farma sebagai induknya potensinya bisa bisa maksimal.
"Kebijakan Erick Thohir yang membentuk cluster super holding merupakan langkah maju dari sebelumnya. Di holding farmasi misalnya bisa saling bersinergi, sehingga tidak keluar dari core bisnisnya, apalagi bio farma ditunjuk sebagai perusahaan yang memproduksi vaksin Covid-19,” katanya.
Selama ini menurut Baidowi banyak BUMN yang menjalankan bisnis di luar core bisnisnya. Dia mencontohkan PT Pengembangan Armada Niaga Nasional (PANN) yang seharusnya bergerak dalam pembiayaan sektor maritim di kapal laut malah membuat bisnis perhotelan. Di bisnis intinya, BUMN terus merugi.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Fajria Anindya Utami